Ahmed Mohamed Jadi Bintang di Kompetisi Ilmuwan Cilik Google

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 22 Sep 2015 11:34 WIB
Ajang tahunan Google Science Fair kali ini ikut diramaikan oleh Ahmed Mohamed. Ilmuwan cilik yang sempat dituding ingin membuat bom.
Ahmed Mohamed diajak Google untuk datang ke acara Google Science Fair di Mountain View, California, AS (Ben Torres/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ajang tahunan Google Science Fair mulai diselenggarakan Senin (21/9) di Mountain View, AS. Di sini banyak ilmuwan cilik yang akan memamerkan hasil karya mereka.

"Itu Ahmed!" teriak salah satu pelajar, mengutip laporan kantor berita CNN. Sementara murid lainnya juga langsung menghampirinya dan berkata, "kami berdiskusi tentang kamu di sekolah!"

Bak selebriti mendadak, Ahmed pun berfoto selfie dengan sejumlah anak-anak di Google Science Fair. Ahmed kala itu mengenakan kaos Google Science Fair warna ungu kebiruan dengan tulisan 'Finalist Fan' di belakangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada perhelatan Google Science Fair tahun ini, Google menggunakan tema "It's your turn to change the world". Ada 20 finalis dari seluruh penjuru dunia yang terdiri dari sembilan perempuan dan 11 laki-laki, mempersembahkan proyek pintar mereka yang fokus pada bidang lingkungan dan kesehatan.

Hadiah utama diraih oleh Olivia Hallisey, remaja usia 17 tahun dari Connecticut yang merakit alat uji coba portable untuk Ebola dengan biaya rendah. Ia menerima hadiah beasiswa senilai US$ 50 ribu dari Google.

Ahmed saat berfoto dengan teman sebayanya di Google Science Fair (dok.CNN)

Nama Ahmed Mohamed, bocah 14 tahun perakit jam digital yang dikira bom itu memang sudah terdengar sejak ia ditangkap pada Senin (14/9).
Siswa MacArthur High School di Irving, Texas itu mengatakan, maksudnya membawa jam digital itu sekadar ingin memberi tahu kepada guru teknik tentang apa yang ia kembangkan.

Itu merupakan sebuah rangkaian dari papan sirkuit, suplai daya, yang dihubungkan pada panel layar untuk menunjukkan waktu secara digital.

Dukungan terhadap bocah beragama Islam ini mengalir deras hingga hadir tagar #IStandWithAhmed dan #FreeAhmedMohamed sebagai tanda dukungan membebaskan Ahmed.

Pihak sekolah akhirnya meminta maaf kepada Ahmed atas aksi ini. Mereka mengakui kesalahan dan perisitiwa ini dijadikan momen pembelajaran atas kasus rasialisme.

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER