Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga operator asal Indonesia, Telkomsel, XL Axiata dan Indosat sepakat untuk melakukan uji coba Project Loon buatan Google. Kendati tujuannya membuka akses internet di kawasan yang susah dijangkau di Tanah Air, balon internet ini masih menimbulkan pro dan kontra.
Ada kekhawatiran bahwa teknologi balon internet ini akan men-
disrupt telekomunikasi karena mem-
bypass langsung. Menurut Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
"Tidaklah. Ini
kan pakai frekuensi kita (operator). Jadi seperti vendor BTS saja," kata Alex--sapaan akrabnya, yang ikut mengunjungi ke kantor pusat Google, di California, Amerika Serikat, kepada
CNN Indonesia. Alex yang juga Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menganalogikan," Anggap saja si Google Loon ini (seperti) BTS-nya Ericsson, Huawei atau Nokia."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alex juga mengatakan ada bagusnya bila balon internet Google ini nantinya sukses digelar di Indonesia, khususnya dari para operator. "Kalau bagus,
less Capex dan
obiquotus coverage of LTE."
Hal senada juga diungkapkan oleh CEO XL Axiata Dian Siswarini. Dalam perbincangan terpisah dengan CNN Indonesia, sejauh ini balon internet Google masih dalam tahap uji teknis, jadi operator masih meraba skema teknologi dan bisnisnya, sampai diputuskan komersial.
 Tiga operator di Indonesia dengan latar belakang balon internet (Dok. XL Axiata) |
Dian pun tidak khawatir bila balon internet ini sampai men-
disrupt jaringan telekomunikasi miliknya. "
Kan tergantung bisnis modelnya. Kalau nanti bisnis modelnya kurang cocok,
ya tidak perlu sampai komersial," sebutnya.
Baik Alex dan Dian juga sepakat balon udara Google ini mulai dilaksanakan uji cobanya pada tahun 2016. Namun belum diketahui kawasan mana terlebih dahulu yang akan menjadi daerah pertama untuk percontohan.
"
Kan tadi semua (tiga operator) yang
sign. Nanti kita yang tentuin daerahnya," tandas, Alex.
Sebelum di Indonesia, Balon Loon sudah pernah melakukan uji coba di Australia. Cara Project Loon ini bekerja adalah dengan meluncurkan 20 balon udara di bagian barat Quennsland. Google tidak membeli atau menyewa frekuensi di Negeri Kanguru tersebut.
Dalam proyek ini, Telstra memberi izin pada Project Loon untuk mengakses jaringan BTS memanfaatkan spektrum frekuensi 2,6 GHz. Nantinya, warga akan menerika koneksi Wi-Fi di perangkat komputernya.
(eno/tyo)