Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap pertengahan bulan November, langit akan dihiasi dengan hujan meteor Leonid. Tahun ini, puncak hujan meteor Leonid diperkirakan akan berlangsung pada tanggal 17 dan 18 November 2015.
Diperkirakan langit akan dihiasi lusinan “bintang jatuh” setiap jam yang berasal dari konstelasi bintang Leo. Langit akan bertaburan hujan meteor yang kecepatannya diperkirakan mencapai 254.000 kilometer per jam. Ini merupakan hujan meteor dengan kecepatan paling tinggi bila dibandingkan dengan hujan-hujan meteor lain.
Hujan meteor Leonid ini berasal dari serpihan komet 55P atau yang memiliki sebutan komet Tempel-Turtle. Debu serta runtuhan komet ini akan menyatu ketika memasuki atmosfer bumi dan menghiasi langit sehingga terlihat seperti “bintang jatuh."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu terbaik untuk melihat hujan meteor ini adalah di antara tengah malam dan dini hari. NASA juga mengatakan bahwa langit akan berwarna gelap pekat dan dihiasi cahaya temaram dari bulan sabit.
Untuk dapat melihat hujan meteor ini dibutuhkan tempat yang gelap serta jauh dari cahaya perkotaan sehingga bisa mendapatkan pemandangan langit yang gelap pekat serta horizon yang luas. Jika ingin melihat hujan meteor ini antara jam 10 malam hingga jam 2 pagi, kita bisa menengok ke sebelah timur. Sementara, setelah jam 2 pagi kita bisa melihat hujan meteor ini dari arah barat, seperti disarankan di dalam USA Today.
Dibutuhkan sedikit kesabaran untuk bisa menyaksikan fenomena ini. Bila sudah berada di tempat yang gelap, mata kita membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk bisa menyesuaikan penglihatan di tengah kegelapan. Setelah penglihatan sudah menjadi terbiasa, maka “bintang jatuh” akan terlihat lebih jelas di langit.
Bila tidak sempat menyaksikan fenomena ini secara langsung, kita juga bisa membuka situs Slooh.com yang akan menyiarkan secara langsung fenomena hujan meteor ini.
Sebelumnya, hujan meteor Lenoid ini terkenal sebagai penghasil “badai meteor”. Pada tahun 1966, dilaporkan dalam Science Alert bahwa hujan meteor ini sempat menghasilkan lebih dari 3.000 meteor tiap menit. Namun, badai meteor ini diperkirakan hanya akan terjadi setiap 33 tahun sekali, sama seperti durasi yang dibutuhkan komet Tempel-Turtle untuk memenuhi lintasan orbitnya mengelilingi matahari. Diperkirakan “badai meteor” ini mungkin akan kembali terulang pada 2032 mendatang.
(adt/eno)