Telegram Tutup 78 Kanal Jaringan Komunikasi ISIS

Marry Marsela | CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2015 11:46 WIB
Aplikasi Telegram mengaku telah memblokir 78 kanal yang dipakai simpatisan ISIS.
Aplikasi Telegram mengaku telah memblokir 78 kanal yang dipakai simpatisan ISIS. (Warrick Page/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aplikasi Telegram mengaku telah memblokir 78 kanal komunikasi ISIS. Jaringan komunikasi ini diketahui telah digunakan lintas 12 bahasa.

"Kami sangat terganggu ketika mengetahui kanal publik Telegram telah digunakan oleh ISIS untuk menyebarkan propagandanya," respons Telegram.

Sejak Rabu (18/11), kanal jaringan ISIS ini telah diblokir dan pesan-pesan yang ada sebelumnya telah dihapus, mengutip dari Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Beberapa kanal ISIS yang ditemukan ternyata memiliki lebih dari 10 ribu pengikut, seperti dikemukakan Rita Katz, Direktur dari Bethesda, Maryland SITE Intelligence Group yang ikut memantau jaringan komunikasi kelompok garis keras ini.

Peristiwa ini pun sempat membuat para anggota ISIS meningkatkan kewaspadaannya dalam berkomunikasi.

"Telegram akan mulai berperang dengan #IslamicState... Berhati-hatilah dan mulai dari sekarang segala sesuatu tidak ada yang aman untuk digunakan," tulis salah seorang pengguna Telegram pada kanal ISIS.

Seperti dilaporkan CNN Money sebelumnya, Telegram memang menjadi salah satu platform komunikasi yang populer di kalangan simpatisan ISIS untuk menyebarluaskan pesan kepada anggotanya di seluruh penjuru dunia. Hal ini dikarenakan tingkat keamanan aplikasi yang "menjamin" kerahasiaan pesan yang disebarluaskan kelompok teroris ini.


"Aplikasi ini adalah hal yang sedang hangat dibicarakan di antara para pelaku jihad," kata Laith Alkhouri, Direktur Riset Flashpoint Global Partners.

Menyikapi hal tersebut, Telegram mengatakan bahwa memang pada dasarnya aplikasi mereka dibuat untuk menyediakan platform komunikasi yang aman serta dapat digunakan oleh pengguna di seluruh dunia.

Telegram memungkinkan penggunanya untuk saling mengirim pesan, foto, dan data serta membuat kelompok berbicara dengan anggota yang bisa mencapai 200 orang. Pesan-pesan yang dikirimkan pun akan hilang dengan sendirinya dan terjamin keamanannya dengan teknologi enkripsi.

Namun, terkait masalah penyalahgunaan yang dilakukan oleh kelompok teroris ini, Telegram menyatakan tidak akan tinggal diam dan akan terus melakukan upaya dalam memberantas penyalahgunaan aplikasi oleh kelompok-kelompok radikal seperti ISIS.


Aplikasi ini adalah hal yang sedang hangat dibicarakan di antara para pelaku jihadLaith Alkhouri, Direktur Riset Flashpoint Global Partners.
Perusahaan yang didirikan oleh dua orang bersaudara, Pavel dan Nicolay Durov pada 2013 ini juga menekankan bahwa pemblokiran kanal-kanal ISIS ini bukanlah sebuah bentuk pelanggaran hak kebebasan berbicara.

Mereka memastikan hanya akan memblokir kelompok terorisme, terutama yang berkaitan dengan ISIS dan tidak akan memblokir pengguna lainnya yang menggunakan aplikasi ini untuk mengemukakan pendapatnya.

Penyalahgunaan aplikasi pengirim pesan dengan enkripsi ini memang sedang menjadi tajuk pembicaraan utama di dunia internasional, khususnya setelah terjadi peristiwa berdarah di Paris pada 13 November lalu yang menewaskan ratusan korban jiwa.

Pavel Durov pun sempat kembali mengungkapkan bela sungkawanya melalui posting di akun Instagram pada Selasa (17/11).

"Saya turut berduka cita bersama dengan orang-orang yang ada di salah satu kota paling indah di dunia."

(eno)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER