Jakarta, CNN Indonesia -- Facebook dan permasalahannya dengan pajak bukanlah hal baru. Di sejumlah negara media sosial ini dinilai tidak adil dalam melakukan kewajibannya, di Inggris misalnya.
Pertengahan 2015 ini Uni Eropa melakukan penyelidikan terhadap perusahaan asing yang dicurigai tidak membayar pajak semestinya, Google, Amazon, Starbucks dan Faceboo masuk dalam pengawasan mereka.
Pada 2014 Facebook terbukti hanya membayar pajak sebesar 4.327 pondsterling, atau setara dengan Rp 90 juta. Menurut BBC, Angka ini sangat kecil jika dibandingkan pajak yang dibayarkan oleh pekerja swasta di sana yang mencapai 5.329 pondsterling atau Rp 111 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi menyumbangkan 99 persen saham Zuckerberg di badan amal yang ia bentuk juga menimbulkan kecurigaan. Sebagian percaya bahwa ini adalah akal-akalan Zuckerberg untuk menghindari pajak besar di negaranya.
"Kami tidak menerima manfaat pajak dari mentransfer saham kami ke Chan Zuckerberg Initiative, tapi kami memperoleh fleksibilitas untuk menjalankan misi kami lebih efektif ," bela Zuckerberg, di laman akun Facebook resminya.
Pria berusia 31 tahun ini menambahkan,"jika kami membayar mentransfer ke yayasan sosial pada umumknya, kami akan mendapat pajak. Tapi dengan melakukan ke Chan Zuckerberg LLC hal tersebut tak terjadi."
Zuckerberg mengatakan di Facebook bahwa setiap laba bersih dari investasi juga akan digunakan untuk memajukan misi ini dan bahwa ia akan tetap membayar pajak capital gain setiap saham yang dijual.
“Struktur perusahaan memungkinkan kita untuk mengejar misi kami dengan mendanai organisasi non-profit, melakukan investasi swasta dan berpartisipasi dalam berbagai urusan kemanusian,” tambah Zuckerberg.
Zuckerberg saat ini masih menjadi pemegang saham mayoritas di Facebook, yang nilainya mencapai US$ 303 miliar.
Kendati sudah dijawab bukan penghindaraan pajak, nyatanya, Zuckerberg tetap dikririk bahwa Facebook--perusahaan yang dipimpinnya sering berbuat tak adil ketika membayar pajak di lokasi kantor mereka berdiri.
Soal ini dia bilang, setiap negara akan selalu merasa pendapatan pajak dari Facebook tak cukup. Padahal, Zuckerberg mengklaim sudah melakukan pembayaran sesuai prosedur dan porsi yang seharusnya.
"Katakanlah kami mendapat US$ 100 di Perancis yang basis teknologinya kami bangun di AS, pusat data di Swedia dan kantor penjualan di Perancis dan Italia. Tentu saja porsi pajak yang dikeluarkan akan disesuaikan sesuai pengoperasiannya," tambahnya.