Hillary Clinton Mau Berantas ISIS secara Online

Marry Marsela | CNN Indonesia
Rabu, 16 Des 2015 22:13 WIB
Hillary Clinton menyampaikan keinginan untuk memberantas ISIS, khususnya melalui jalur online yang marak digunakan kelompok radikal ini untuk merekrut anggota.
Kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. (REUTERS/Mike Stone)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dua pekan pasca peristiwa penembakan yang menewaskan 14 orang di San Bernadino, California pada 2 Desember lalu, Hillary Clinton menyampaikan keinginannya untuk memberantas ISIS, khususnya melalui jalur online yang marak digunakan kelompok radikal ini untuk merekrut anggota.

Salah satu rencana yang diungkapkan Clinton untuk mengakhiri pergerakan ISIS secara online adalah dengan menutup semua akun Facebook dan Twitter yang memiliki relasi dengan kelompok teroris ini. Ia juga berencana menghapuskan segala bentuk isi media sosial yang mengandung propaganda terorisme.

“Para ahli keamanan butuh melakukan pelacakan yang lebih efektif dan menganalisa posting media sosial ISIS dan memetakan jaringan jihad di internet,” himbau Clinton seperti dikutip dari CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidato yang disampaikan Clinton, ia menegaskan akan melakukan kampanye yang diberi nama 'strategi 360 derajat untuk menjaga keamanan AS' sebagai bentuk perlawanan terhadap kelompok teroris.

Kandidat calon presiden AS dari Partai Demokrat ini, mengaku akan berusaha untuk mencari tahu serta mengacaukan segala bentuk rencana teroris sebelum mereka mengeksekusi tindakannya. Ia pun akan bekerja sama merangkul komunitas orang-orang Muslim di AS untuk melawan radikalisasi.

“Kita harus menghentikan jihad dari cara perekrutan personal yang radikal melalui media sosial, ruang-ruang perbincangan online, dan pada apa yang disebut dengan 'web gelap'," ungkap Clinton.

Clinton menghimbau berbagai pihak, mulai dari pemerintah AS hingga para perusahaan teknologi besar asal negeri Paman Sam untuk bekerja sama memberantas jaringan ISIS yang belakangan diketahui marak menggunakan media sosial sebagai alat propagandanya kepada para simpatisan dari berbagai penjuru dunia.

“Untuk melakukan hal tersebut, kita butuh hubungan yang lebih kuat antara Washington, Silicon Valley, dan semua perusahaan-perusahaan teknologi hebat," ujarnya. (adt/tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER