45 Persen Remaja Indonesia Tertarik Pakai Smartwatch

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2015 06:59 WIB
Sebanyak 45 persen responden usia 14 sampai 17 tahun di Indonesia mengaku tertarik memakai perangkat jam tangan pintar dalam lima tahun ke depan.
Seorang pengunjung menjajal jam tangan pintar Apple Watch di toko retail Apple Store di Tokyo, Jepang, pada 24 April 2015. (REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Remaja di Indonesia ternyata memiliki ketertarikan terhadap perangkat yang dapat dipakai di tubuh manusia atau wearable device, hampir sebagian dari mereka ingin mengenakan jam tangan pintar, menurut survei perusahaan konsultan teknologi Accenture.

Dalam riset ini, Accenture melakukan riset terhadap 1.000 responden di Indonesia yang 60 persen terdiri dari usia remaja sampai 34 tahun. Dari sini terungkap sebanyak 45 persen responden usia 14 sampai 17 tahun mengaku tertarik memakai perangkat jam tangan pintar (smartwatch).

Hasil yang dipaparkan menjelaskan lebih rinci bahwa ketertarikan 45 persen responden tersebut berupa rencana mereka untuk membeli smartwatch dalam kurun waktu sampai lima tahun mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tren yang sedang berlangsung saat ini selain dari tiap individu yang menggunakan lebih dari satu perangkat elektronik adalah keinginan untuk memaksimalkan connected device, salah satunya adalah smartwatch," tutur Wong Tjin Tak selaku Managing Director, Communication, Media, and Technology Lead Accenture Indonesia.

Jam tangan pintar diprediksi akan digemari oleh para screenager di Indonesia sebagai pelengkap gaya hidup dan masuk dalam duni yang serba terkoneksi.

Catatan singkat, screenager sendiri adalah orang-orang yang menggunakan device lebih dari satu -- ponsel pintar, tablet, sampai komputer jinjing alias laptop. Mereka adalah orang-orang yang tak pernah puas dengan digital appetite, kata Managing Director Accenture Digital Mohammed Sirajuddeen.

Sirajuddeen juga mengungkapkan wearable device seperti jam tangan pintar ini selain sebagai pemenuhan gaya hidup, ia turut digunakan untuk kepentingan kesehatan. Sebagai contoh Apple Watch yang dilengkapi oleh aplikasi pemantau kondisi kesehatan tubuh si penggunanya.

Kemudian saat ditanya mengenai perangkat wearable lain seperti kacamata atau headset virtual reality (VR), Sirajuddeen mengatakan Indonesia akan segera mengadopsi teknologi tersebut namun membutuhkan waktu.

"Di luar negeri, VR sampai augmented reality memang sudah sangat marak. Indonesia akan sampai ke sana juga tapi tak bisa secepat itu. Untuk sekarang trennya masih berat ke smartwatch," ungkapnya, menutup perbincangan. (adt/tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER