Jakarta, CNN Indonesia -- Aliansi mobil yang terjalin antara Renault dan Nissan akan meluncurkan lebih dari 10 model mobil yang bisa berjalan sendiri tanpa kendali sopir selama empat tahun ke depan untuk pasar Amerika, Eropa, China, dan Jepang.
Aliansi ini bakal mempekerjakan Ogi Redzic sebagai wakil presiden senio untuk memimpin proyek mobil pintar. Sebelumnya, Redzic bekerja mengembangkan peta digital Nokia Here.
Carlos Ghosn, CEO Renault yang juga ketua aliansi Renault-Nissan, mengatakan bahwa mobil pintar mereka yang memiliki fitur yang disebut kontrol jalur yang memungkinkan mereka berjalan tanpa harus keluar jalur di jalan raya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Renault-Nissan juga akan meluncurkan sebuah aplikasi untuk perangkat mobile tahun ini yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi jarak jauh dengan mobil mereka, seperti dengan mengontrol musik atau suhu mobil.
Aliansi juga berencana meluncurkan aplikasi perangkat mobile tahun ini yang memungkinkan pengguna berinteraksi jarak jauh dengan mobil mereka, seperti mengontrol musik atau suhu mobil.
Pada 2018, Ghosn berkata aliansi ditargetkan mulai menjual kendaraan dengan kontrol jalur ganda yang berarti mobil secara mandiri dapat berpindah jalur di jalan raya dan navigasi lalu lintas yang padat.
Pada 2020, aliansi akan memiliki mobil yang bisa melewati persimpangan kota dan lalu lintas yang sangat padat.
Renault-Nissan merupakan kemitraan antara perusahaan otomotif Renault asal Perancis dan Nissan dari Jepang, yang mengkombinasikan tim teknik dua perusahaan. Tetapi mereka masih beroperasi sebagai dua perusahaan terpisah.
Sekarang, perusahaan teknologi maupun otomotif sedang berlombang membangun mobil pintar.
Tesla Motors telah memilai dengan memasarkan mobil listrik, dan memperbarui peranti lunak agar mobil mereka bisa berjalan sendiri tanpa harus dikendalikan sopir.
Google juga membuat teknologi serupa, tetapi mobil dari Google ini dibekali sejumlah kamera dan sensor ukuran besar untuk menangkap gambar di sekitar.
(adt)