Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah memutuskan untuk menyetop dukungan Internet Explorer 8, 9, dan 10 pada 12 Januari kemarin, Microsoft kembali mengumumkan bakal 'mematikan' Windows 8.
Sistem operasi Windows 8 yang akan 'dibunuh' Microsoft bukan berarti langsung mati seketika tidak berfungsi lagi, namun perusahaan tidak akan memperbaruinya dengan sejumlah perbaikan bug atau 'tambalan' lainnya.
Pihak Microsoft sendiri memperingatkan, hal tersebut berpotensi terjangkit virus malware jahat bagi para penggunanya. Sebab, menurut penjelasan perusahaan, 'menambal' cela demi optimasi keamanan sangat penting untuk melindungi komputer dari serangan siber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"meng-
upgrade dan mengikuti
update penting sifatnya," begitu pernyataan dari Microsoft di dalam laman resminya.
Karena itu, Microsoft menyarankan para pengguna yang ingin tetap menggunakan Internet Explorer agar segera migrasi ke versi baru, yakni Internet Explorer 11.
IE 11 diyakini Microsoft, menyajikan tingkat keamanan yang lebih baik, performa yang sudah ditingkatkan,
backward yang sesuai, dan mendukung
standar web.
Perusahaan juga menekankan bahwa IE 11 akan terus menerima 'tambalan' keamanan dari bug, serta dukungan teknis dari sejumlah versi Windows, termasuk Windows 7, 8.1, dan 10.
Tentu saja apabila pengguna bermigrasi ke perangkat yang sudah berjalan di sistem operasi Windows 10, mereka sudah bisa menggunakan browser yang baru, yaitu Microsoft Edge. Secara tidak langsung, Microsoft memang seakan ingin mendorong para penggunanya untuk mulai menggunakan Edge.
Mengutip situs TechCrunch, diketahui Windows 8 masih digunakan oleh sekitar 2 sampai 3 persen perangkat komputer personal (PC), atau setara 30 hingga 40 juta perangkat.
Edge memang sangat berbeda dengan Internet Explorer. Aplikasi peramban ini sudah terintegrasi dengan Microsoft Cortana, yang artinya pengguna bisa melakukan pencarian hanya lewat perintah suara.
Selain penambahan fitur, tampilan bar dan halaman muka Edge juga sangat berbeda dengan Internet Explorer. Bahkan aplikasi ini nantinya bisa menggunakan beberapa dari ratusan ribu extention milik Google Chrome.
(tyo)