Pasca Ledakan Bom Sarinah, Waspadai Pesan Hoax Berantai

CNN Indonesia
Kamis, 14 Jan 2016 15:09 WIB
Suasana tegang pasca ledakan di Sarinah Thamrin, terkadang dimanfaatkan untuk menyebarkan berita palsu yang menakutkan. Jangan buru-buru percaya.
Petugas gegana menyisir kawasan Sarimah di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016. Dua ledakan terjadi di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. Suasana tampak mencekam. Polisi menutup dan mensterilisasi kawasan itu. Jalan Thamrin hingga Bundaran Hotel Indonesia ditutup untuk dua arah. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Suasana tegang pasca ledakan di Sarinah Thamrin, terkadang dimanfaatkan untuk menyebarkan berita palsu yang menakutkan. Jangan buru-buru percaya bila menerimanya.

Media sosial dan pesan instan menjadi sarana penyebaran berita palsu, dan biasanya mencatut pristiwa yang baru saja terjadi, seperti ledakan di Sarinah Thamrin yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

Menurut pakar keamanan Internet dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, penyebaran berita palsu semakin dimudahkan di era digital seperti sekarang ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya bukan dimanfaatkan, penetrasi digital yang luar biasa ini biasanya digunakan orang untuk menyebarkan pesan. Dimanfaatkan atau tidak, semua bisa cepat menyebar," katanya.

Salah satu pesan palsu yang beredar via WhatsApp adalah, adanya serangan serupa yang terjadi di sejumlah titik di Jakarta. Padahal menurut, Karopenmas Brigjen Agus Rianto serangan itu hanya terjadi di satu titik, yakni Sarinah Thamrin.

“Kejadian baku tembak dan ledakan hanya ada di Sarinah. Di tempat lain tidak ada,” tegasnya.

Selain pesan itu, banyak pesan-pesan palsu sejenis yang bertebaran. Untuk itu netizen diharapkan lebih teliti sebelum ikut terjerumus untuk menyebarkan berita palsu.

Tips Agar Tak Termakan Berita Palsu

Kabar palsu cenderung membuat takut atau panik para penerimanya, namun menurut Alfons sebenarnya ada beberapa langkah untuk menghindarinya.

"Pada saat kejadian, sangat sulit untuk membedakan berita palsu. Apalagi orang-orang kan biasanya pada panik. Namun itu bisa dilakukan dengan mengecek satu atau dua media,” katanya.

Alfons mencontohkan untuk kasus ledakan di Sarinah, sejatinya banyak pesan yang mengklaim bahwa ledakan itu juga terjadi di sekitar Palmerah. Tapi nyatanya tidak demikian.

"Jangan percaya dulu dan sabar dulu. Tunggu lembaga yang kredibel. Kalo media jadi patokkannya, sumber berita harus ada, soalnya media kadang suka bikin kabar bombastis,” tutupnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER