Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat antariksa nirawak Mars Express milik European Space Agency (ESA) sudah memulai penerbangan yang melintas dekat di bulan terbesar Mars, Phobos, pada Kamis kemarin (14/1).
Dalam pengumuman di dalam blog resmi ESA, Mars Express telah terbang melintas permukaan Phobos di jarak 53 kilometer pada pukul 17.00 waktu setempat di orbit 15260.
Mars Express akan memanfaatkan sejumlah instrumen ilmiahnya, termasuk High Resolution Stereo Camera (HRSC) yang mampu memantau titik-titik di permukaan Phobos yang belum pernah diobservasi sebelumnya dalam jangkauan sedekat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ESA pun turut mengklaim, observasi yang dilakukan Mars Express menjadi lintasan jarak paling dekat di tahun 2016 ini, khususnya dalam penelitian bulan Mars.
"Lintasan yang dilakukan Mars Express ini bakal memberi gambaran yang sangat bagus dari area seluas sekitar 1.000 kilometer yang belum terjamah sebelumnya," ujar ilmuwan yang mengelola proyek Mars Express di ESA, Dmitri Titov.
Ia menambahkan, "HRSC akan mengambil gambar, radar MARSIS dan intrumen ASPERA-3 bakal mengamati di bagian bawah permukaan dan lingkungan plasma Phobos."
Mars Express yang sudah menjelajah antarika sejak 2003 silam pada September 2015 lalu dilaporkan ESA telah berkomunikasi di kecepatan 228 kbps dari orbitnya di sekitar sang planet merah. ESA merencanakan pada 2018, proses komunikasi akan ditingkatkan di kecepatan pitalebar fiber optik.
Nah selama ini, kecepatan 228 kbps tersebut diibaratkan 200 sampai 450 lebih lambat dari kecepatan internet normal di Bumi yang juga menggunakan kabel fiber optik, yakni sekitar 50 hingga 100 Mbps.
Sementara Phobos sendiri dinyatakan mulai mengikis dan diprediksi bakal 'hancur' yang berujung pada pembentukan formasi cincin di sekitar Mars.
Dengan kata lain, Mars diprediksi akan memiliki cincin seperti Saturnus pada 20 sampai 40 juta mendatang.
Phobos selama ini mengorbit secara spiral terhadap Mars secara perlahan. Phobos semakin lama semakin tertarik oleh gaya gravitasi Mars sebagai planet induknya.
Gaya tarik-menarik ini dijelaskan oleh ilmuwan planet Terry Hurford bagaikan 'perang' antara Phobos dan Mars, dan sayangnya Phobos tidak sekuat Mars sehingga kalah perlahan. Hal ini membuat Phobos semakin tertarik mendekat ke arah Mars sekitar 0,91 sampai 1,82 meter tiap 100 tahunnya.