Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi unjuk rasa memprotes kehadiran Uber yang dilakukan para sopir taksi di Meksiko berujung kerusuhan. Bentrok antara kelompok sopir taksi dengan polisi terjadi di jalan Guadalajara, Meksiko.
Menurut surat kabar setempat La Jornada, akibat unjuk rasa dan bentrok itu menyebabkan sejumlah ruas jalanan di kota tersebut lumpuh.
Para pengunjuk rasa menyerukan pemerintah setempat untuk menghukum dan melarang kendaraan pribadi yang menawarkan layanan Uber. Mereka meminta juga agar ada perlakuan adil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unjuk rasa ini memang dilakukan sebelum terjadi kongres negara yang membahas soal layanan ride sharing di negara bagian Jalisco. Sebab kehadiran Uber sangat meresahkan karena dapat menganggu pendapatan taksi konvensional.
"Uber mempengaruhi kita dengan sangat banyak. Mereka mengambil 'makanan dari meja kami', " ujar sopir taksi di Guadalajara, seperti dikutip dari Business Insider.
Bentrokan di Plaza del la Tecnologia pun bahkan kabarnya tak hanya terjadi antara sopir taksi dengan polisi, namun juga pendukung atau simpatisan dari layanan Uber ini.
Akibat bentrok di Plaza de Tecnologia menyebabkan penangkapan setidaknya 43 orang dan satu orang cidera.
Bentrok ini sendiri ditanggapi oleh Uber dengan menawarkan jasa gratis hingga 100 peso kepada warga yang terjebak dalam kerusuhan tersebut.
Ini bukan insiden kekerasan pertama berkaitan dengan operasi Uber di Guadalajara. Pada bulan Agustus tahun lalu, beberapa sopir Uber diculik di bawah todongan senjata dan beberapa dari mobil mereka dicuri.
Uber mulai beroperasi di enam kota Meksiko pada tanggal 8 Maret, menambah delapan kota itu setelah beroperasi di Meksiko sejak akhir 2013, menurut El Financiero. Pada akhir 2015, Uber dilaporkan memiliki 1,2 juta pengguna di Meksiko yang dilayani oleh sekitar 39.000 pengemudi
(tyo/eno)