Jakarta, CNN Indonesia -- Uber seakan hendak melawan aksi demonstrasi para sopir taksi dan angkutan umum Jakarta hari ini, Selasa (22/3), dengan menonaktfikan
surge atau kenaikan harga otomatis di lokasi strategis yang notabene memanjakan penumpang di lokasi padat permintaan.
Hal ini diumumkan Uber melalui akun Twitter resmi @Uber_JKT. “Jakarta, kami ingin membantumu beraktivitas dengan lancar. Hari ini, kami telah menonaktifkan Surge untuk membantumu sampai ke lokasi tujuan,” tulis Uber.
Kicauan ini mendapatkan 170 retweet dan 30 like dari pengguna Twitter setelah 30 menit dipublikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surge biasanya secara otomatis muncul di aplikasi pengguna yang terdeteksi berada di lokasi strategis dengan permintaan yang tinggi tetapi jumlah pengemudi terbatas.
Ia biasanya muncul di lokasi strategis dengan permintaan padat seperti Grand Indonesia, Senayan, Pondok Indah, dan sebagainya.
Jika pengguna hendak memesan Uber di lokasi yang terkena surge, maka di aplikasi biasanya hadir angka perkalian, seperti 1,5x, yang berarti tarif sebenarnya (biaya jarak dan waktu tempuh) akan dikalikan 1,5.
Menurut jadwal, para demonstran yang terdiri dari sopir taksi dan pengemudi angkutan umum lain, bakal menyambangi kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika serta DPR, untuk meminta penutupan aplikasi Uber dan GrabCar.
Para demonstran telah berkumpul di Monas sejak pukul 07.30. Beberapa telah memadati kantor Kemkominfo dan beberapa demonstran lain memblokir jalan protokol sehingga menimbulkan kemacetan.