Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah bertahun-tahun mengusung model 'Tick-Tock' untuk memproduksi dan mengembangkan arsitektur prosesornya, Intel mengumumkan untuk tak lagi menggunakan model tersebut.
Model 'Tick-Tock' sudah digunakan Intel sejak 2007. Saat memasuki fase 'Tick' (perubahan kecil) Intel akan menurunkan fabrikasi prosesor agar proses produksi lebih efisien guna meningkatkan performa dan menurunkan konsumsi daya.
Sementara pada saat memasuki fase 'Tock' (perubahan besar) prosesor akan diproduksi dengan arsitektur baru namun dengan proses fabrikasi yang sama. Ini memungkinkan Intel untuk mengimplementasikan berbagai teknologi baru pada prosesornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berencana memperkenalkan arsitektur baru untuk keluarga Intel Core untuk desktop dan notebook (termasuk perangkat Ultrabook dan 2 in 1), serta prosesor Intel Xeon secara berkala," demikian pernyataan Intel pada laporan tahunan 2015.
Jika merunut pada model 'Tick-Tock', Intel seharusnya sudah bisa memproduksi prosesor "Cannonlake" (Tick) dengan teknologi 10 nm setelah "Skylake" (Tock) yang mengusung teknologi 14 nm.
Namun sulitnya mengimplementasikan teknologi 10 nm pada prosesor membuat Intel harus mencari model baru untuk mengembangkan produknya. Ini juga sempat disampaikan Intel pertengahan 2015 lalu.
"Kami berharap bisa lebih lama untuk memanfaatkan proses produksi 14 nm dan generasi selanjutnya (10 nm) untuk mengoptimalkan produk kami dan juga menyesuaikan keinginan pasar," tulis Intel.
Dengan proses produksi yang baru, Intel berharap bisa meningkatkan performa secara signifikan dengan efisiensi daya yang tetap terjaga, kemanan dan kemudahan untuk mengembangkan arsitektur multi-core.
Saat ini, Intel fokus mengembangkan komputasi tingkat lanjut, arsitektur baru, proses manufaktur silikon, software, serta berbagai solusi baru, termasuk memori dan segala hal yang terhubung ke Internet atau Internet of Things.
(adt)