Jakarta, CNN Indonesia -- Layanan streaming konten video Hooq sangat ambisius untuk menguasai pasar Asia. Baru masuk Indonesia, Hooq menerapkan strategi yang tak dimiliki Netflix, yaitu bisa menikmati konten secara offline.
Hal ini diungkapkan Chief Marketing Officer Hooq Indonesia, Ravi Vora, saat ditemui
CNNIndonesia.com usai jumpa pers kemarin. "Anda bisa nikmati Hooq secara offline. Tinggal pilih opsi download, jadi bisa nonton film atau serial TV kapanpun," ucapnya.
Fitur unduh ini maksimal menampung lima judul film. Jika ingin mengunduh film keenam, harus menghapus atau drop satu film yang sebelumnya telah diunduh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hooq mendukung layanan berbagi akun yang terdiri dari dua orang atau akun, di mana layanan ini mengklaim mendukung akses dari lima perangkat yang berbeda.
Hooq juga memukul Netflix di Asia dengan konten lokal di suatu negara. di mana Hooq tidak hanya menyediakan konten dari Hollywood, tetapi juga konten Bollywood, Korea, Taiwan, hingga Hong Kong.
Hooq sendiri berencana menyediakan ribuan film dan serial TV produksi Hollywood, Asia, serta lokal yang dilengkapi oleh teks terjemahan.
CEO Hooq Peter Bithos, sempat sesumbar ingin menciptakan konten original Hooq sendiri seperti Netflix, sebab menurutnya banyak talenta dan ide baru yang tidak memiliki wadah untuk menuangkan kreasinya.
"Tunggu saja kapan nanti kami akan bikin original content," tandas Bithos.
Dahulukan Indonesia Ketimbang Kampung HalamanHooq didirikan di Singapura. Kantor pusatnya pun bermarkas di Negeri Singa itu. Meski Indonesia adalah negara ke-empat yang dijajaki Hooq, Bithos punya alasan sendiri mengapa belum hadir di Singapura. Hooq mengaku fokus mengembangkan layanan di negara berkembang. Pasar Filipina, Thailand, India, dan Indonesia diakuinya memiliki potensi terbesar sejauh ini.
Vora turut menambahkan, Indonesia menjadi target ekspansi Hooq karena berkaca pada fenomena adopsi perkembangan layanan digital dan perangkat mobile yang terlampau cepat dan besar.
Vora yang mengidolakan sutradara Quentin Tarantino ini juga menilai koneksi Internet di negara berkembang seperti Indonesia menjadi tantangan sendiri bagi Hooq.
"Berkembangnya teknologi LTE adalah kabar yang baik bagi kami penyedia konten digital. Meski begitu, tantangan kami adalah mengadaptasi layanan dengan kualitas jaringan rendah sekalipun," lanjut Vora.
(adt)