Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi Ericsson kini tak hanya mengincar perusahaan telekomunikasi sebagai klien, karena mereka kini memberi solusi end-to-end Internet of Thins (IoT) yang mengincar perusahaan dari berbagai sektor industri.
Solusi baru ini bernama IoT Accelerator yang mulai ditawarkan Ericsson kepada klien secara global pada Juli 2016.
Langkah ini dilakukan Ericsson melihat semakin banyak korporasi atau lembaga lain yang bertransformasi memanfaatkan teknologi dan digital dalam menjalankan operasionalnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
VP Marketing Communications Ericsson Indonesia, Hardyana Syintawati mengatakan, solusi ini akan ditawarkan untuk korporasi atau pemerintah yang hendak mengoperasikan layanan teknologi atau IoT, terutama di sektor keamanan publik, utilitas, transportasi, dan smart city.
Hardyana berkata IoT Accelerator akan menggabungkan platform IoT Ericsson dan teknologi konektivitas perusahaan asal Swedia tersebut. Solusi itu bisa berupa cloud, konektivitas, aplikasi, dan layanan.
"Kemampuan IOT platform 'akan mencakup manajemen data, penagihan, manajemen perangkat, layanan konektivitas, analisis, dan monetazion," katanya saat mengumumkan IoT Accelerator untuk pasar Indonesia, Rabu (1/6).
Ericsson selama ini telah menyediakan solusi seperti sistem penagihan, konektivitas, dan layanan, tetapi dengan adanya IoT Accelerator ini, semua layanan itu seakan lebih diperkuat untuk menawarkan layanan end-to-end.
Untuk konektivitas, solusi yang ditawarkan bisa berupa teknologi jaringan 2G GSM sampai 4G LTE, tergantung kebutuhan layanan.
"Jika ada klien yang membutuhkan mesin EDC, maka cukup hanya pakai 2G GSM. Semua tergantung kebutuhan," kata Hardyana.
Tim baru untuk IoT Accellerator saat ini sedang dipersiapkan dan di Indonesia mereka sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah klien potensial.
IoT Accelerator sejatinya disiapkan Ericsson untuk menyambut era teknologi 5G yang membuat semuabenda bisa terhubung dengan Internet, yang diprediksi teknologinya diadopsi massal pada 2020. Di masa itu, Ericsson memprediksi ada 50 benda yang bisa terhubung ke Internet dengan jumlah 5 miliar orang memanfaatkan Internet.
(adt/tyo)