Telkomsel Mengaku Tak Dilibatkan Soal Aturan Berbagi Jaringan

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jun 2016 10:47 WIB
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengaku tak diajak untuk membahas terkait aturan network sharing.
Direktur Utama Ririek Ardiansyah-kanan (Dok.Telkomsel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengaku tak diajak untuk membahas terkait revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 53/2000 tentang Telekomunikasi yang mengatur penggunaan frekuensi radio dan orbit.

Salah satu poin utama dalam aturan yang konon katanya sudah di meja Presiden Joko Widodo itu menyoal aturan berbagi jaringan atau sharing network.

"Kita (Telkomsel), tidak pernah dilibatkan soal revisi PP itu. Justru kita mendengar hal tersebut dari media, karena salah satunya membahas soal network sharing," ujar Rieriek, saat ditemui sejumlah media, di Telkomsel Smart Office, di Jakarta.

Dia menambahkan, pada dasarnya Telkomsel tak keberatan bila ada konsep sharing network, namun dia agak keberatan bila itu harus dibuat aturan yang mewajibkan. Karena lebih pas diserahkan ke masing-masing kesepakatan perusahaan alias deal business to business.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"kalau wajib nanti tidak ada yang mau bangun jaringan. Semua saling menunggu, ini berbahaya bagi kepentingan nasional," tambahnya.

Ririek mengatakan, jangan sampai network sharing ini menjadi cara bagi operator lain untuk mengakali kewajiban dari lisensi yang dipegang. Apalagi dia mengingatkan sumber spekturm mobile di Indonesia termasuk terbatas, bahkan bila dibandingkan dengan Filipina sekalipun.

Secara tersirat dia mengingatkan kepada operator lain untuk kembali melihat lisensi yang dipegang oleh operator sebagai lisensi nasional, jadi seharusnya yang dibangun adalah secara nasional. Seperti diklaim Ririek, Telkomsel sudah menjangkau 95 persen populasi.

Dia juga mengingatkan agar regulasi seharusnya merupakan asa keadilan dan bukan kepentingan salah satu operator. Ririek mengibaratkannya sebagai perlombaan.

"Ibartnya kita lagi lomba marathon, lari dari Jakarta finish di Bandung. Kita sudah di Cimahi, eh mendadak dibilang finisnya di Bekasi," sebutnya.

Kekhawatiran lainnya dia menyebutkan, "kalau ada satu operator, terus jaringannya dibagi dengan yang lain. Kalau jaringannya mati, satu wilayah itu unconnected. Industri ini kan harus memenuhi syarat minimal dalam kualitas layanan, terjangkau dalam harga, dan sustainable." (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER