Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah lonjakan nilai perusahaan Nintendo menjadi US$17 miliar dalam beberapa pekan berkat sukses game Pokemon Go, investor yang vokal menekan agar Nintendo melakukan perubahan strategi agar fokus pada game ponsel.
Namun, dalam berbagai kesempatan, Nintendo mengatakan fokus utamanya masih pada konsol game, dan game ponsel hanya sarana untuk memikat lebih banyak pengguna dalam memainkan konsol game.
Banyak pihak menyayangkan keputusan ini, karena Pokemon Go merupakan kisah sukses bagaimana portofolio Nintendo bisa diterima pecinta game ponsel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nintendo memiliki sekitar 30 persen saham di Pokemon Company, dan mereka bekerjasama dengan Niantic untuk mengembangkan game Pokemon Go yang memanfaatkan teknologi augmented reality, peta digital, dan GPS.
Dari sukses ini, para investor mendorong Nintendo untuk mengembangkan potensi dalam karakter Super Mario, Donkey Kong, atau Zelda.
Seth Fischer, pendiri dan kepala investasi Oasis Management, yang juga memegang sebagian kecil saham Nintendo, selama bertahun-tahun mengampanyekan agar Nintendo mengembangkan game untuk platform Apple dan Google.
“Saya berharap mereka sekarang akan memahami kekuatan smartphone,” ujar Fischer kepada
Reuters. “Dan sebagai hasilnya, saya harap ini berarti ada perubahan dalam strategi.”
Fokus lain yang didorong Fischer adalah, menghasilkan uang dari 4.000 paten teknologi game mobile, fitur multi pemain, dan aset lain yang dimiliki Nintendo.
“Saya pikir mereka bisa menghasilkan 30 miliar sampai 60 miliar yen dari lisensi paten setiap tahunnya,” tutur Fischer.
Mendiang Satoru Iwata, mantan presiden Nintendo, menegaskan bahwa ekspansi game ke ponsel pintar itu “bukan karena kami telah kehilangan antusiasme atau prospek dalam bisnis konsol.”
Sementara juru bicara Nintendo, mempertegas strategi game mobile mereka yang memiliki tiga tujuan, yaitu “Memaksimalkan properti intelektual Nintendo untuk konsumen, membuat keuntungan pada perangkat mobile, dan menciptakan sinergi dengan bisnis konsol game.
Juru bicara enggan berkomentar lebih lanjut tentang Pokemon Go.
Serkan Toto, pendiri perusahaan konsultan game Kantan Games, mengatakan sampai saat ini Nintendo masih melihat dirinya sebagai pembuat konsil.
“Bagi mereka, ponsel adalah junk food. Dinikmati sementara sambil menunggu bus. Ini bukan sesuatu yang dilihat Nintendo untuk dirinya sendiri,” tegas Toto seperti dikutip dari
Reuters.
Lembaga riset Macquarie Research memprediksi, Pokemon Go akan menjadi game mobile pertama yang memecahkan pendapatan US$4 miliar per tahun, mengalahkan Candy Crush buatan King dan Clash of Clans dari Supercell.
Namun, pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan game ini harus rela berbagi keuntungan karena ada kesepakatan di awal antara Pokemon Company dan Niantic.
Nintendo diprediksi akan mendapatkan keuntungan sedikit dari Pokemon Go. Google dan Apple selaku pemilik toko aplikasi, diperkirakan juga akan mendapatkan untung dari hasil pembelian konten digital dalam aplikasi
(in-app purchase)."Keberhasilan Pokemon Go akan membuka mata para eksekutif di Kyoto (kantor pusat Nintendo). Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ucap Toto.
(adt)