Google Disebut Siapkan Pesaing Microsoft HoloLens

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Senin, 18 Jul 2016 14:40 WIB
Google dilaporkan sedang merancang headset virtual reality yang bisa beroperasi secara independen. Ia disebut lebih mirip HoloLens ketimbang Oculus Rift.
Suasana kantor Google Indonesia di kawasan Senayan, Jakarta. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan mesin pencari Google tak puas hanya membuat desain dan standar baru perangkat virtual reality Daydream untuk industri, karena mereka dilaporkan sedang menggarap kacamata pintar (headset) baru yang menggabungkan teknologi virtual reality dengan augmented reality.

Dalam rencana jangka panjang, seorang sumber internal Google mengatakan kepada Engadget, Senin (18/7), bahwa perusahaan itu terus mengerjakan perangkat yang bisa digunakan secara independen, tanpa harus memanfaatkan ponsel pintar maupun komputer.

Sumber itu mengatakan perangkat yang dimaksud, meki disertai layar, bekerja lebih condong pada augmented reality. Meski belum jelas seperti apa bentuknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, bisa jadi alat tersebut lebih mirip HoloLens buatan Microsoft ketimbang Oculus Rift.

Google semakin menunjukkan ambisinya di bidang virtual reality lewat Project Daydream, sebuah desain industri platform VR pada peranti keras dan peranti lunak berbasis Android. Daydream dirancang untuk melanjutkan sukses Google Cardboard.


Blog teknologi Recode sebelumnya melaporkan Google sempat berencana membuat perangkat keras pesaing Oculus Rift, yang juga bekerja secara independen tanpa alat tambahan. Namun, Recode melaporkan rencana itu dibatalkan.

Keputusan itu, menurut seorang sumber, diambil karena perusahaan lebih berfokus pada perangkat lunak ketimbang perangkat keras.

Sebelumnya, Google juga pernah membantu teknologi proyek mixed-reality yang dikerjakan Magic Leap di Florida. Teknologi ini juga dikabarkan meliputi perangkat keras independen.


Augmented reality dipandang sebagai teknologi potensial untuk diadopsi dalam game di perangkat mobile setelah berkaca dari Pokemon Go belakangan ini.

Game besutan Niantic dan Pokemon Company ini menawarkan interaksi baru antara manusia dengan game ponsel, karena mengkolaborasikan realitas di dunia maya dengan virtualisasi yang bisa dilihat dari layar ponsel. Game ini juga memanfaatkan teknologi peta digital dan GPS. (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER