Nasa Minta SpaceX Kirim Awak ke Stasiun Luar Angkasa

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 10:39 WIB
NASA meminta perusahaan swasta SpaceX mengirimkan awak ke stasiun luar angkasa internasional dan Boeing untuk mengembangkan pesawat ulang alik.
NASA meminta perusahaan swasta SpaceX dan Boeing bisa melakukan kerjasama untuk memangkas biaya perjjalanan luar angkasa. (Dok. NASA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, kembali meminta perusahaan swasta SpaceX untuk mengirimkan awak ke stasiun luar angkasa internasional (International Space Station/ISS).

"(Pesanan ini) akan membantu memastikan akses yang dapat diandalkan ke ISS melalui pesawat antariksa dan roket Amerika," kata Manajer Program Awak Komersial NASA Kathy Lueders, dikutip Forbes, Sabtu (30/7).

Tak hanya meminta SpaceX, NASA juga meminta Boeing untuk membantu program antariksanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kathy mengatakan sistem yang digunakan kedua perusahaan itu diperlukan untuk membantu pergantian awak ISS. Selain itu, pesawatnya juga bisa digunakan untuk menjadi kapal penyelemat hingga tujuh bulan ke depan.

"Dengan pesawat komersial dari Boeing dan SpaceX, kami akan segera menambah tujuh awak ke ISS, meningkatkan kinerja penelitian secara signifikan," ujarnya.

Misi ini adalah pesanan keempat dan terakhir yang dibuat NASA dalam kontrak Kemampuan Transportasi Awak Komersial. Pesanan ini adalah yang kedua kalinya untuk SpaceX, setelah pesanan pertama Desember 2015. Sementara Boeing juga sudah diminta menjalankan dua misi pada Mei dan Desember di tahun yang sama.

Menurut The Verge, kapsul Crew Dragon yang digunakan SpaceX untuk mengirim awak ISS ini sama dengan pesawat pengirim kargo yang biasa digunakan perusahaan tersebut. Hanya saja, kapsul ini dilengkapi sistem pendukung kehidupan dan sistem kendali.

Pesawat dapat membawa lebih tujuh orang, meski NASA menyatakan standar pengiriman awak hanya membawa "sebanyak empat orang anggota dan 99.79 kilogram kargo bertekanan.
NASA menginisiasi program dengan perusahaan swasta karena program pesawat ulang-aliknya dijadwalkan berakhir 2011 lalu. Badan antariksa setelah itu tidak lagi mempunyai pesawat utama dan mengandalkan Roscosmos milik Russia untuk peluncuran astronot.
Kerjasaama dengan Roscosmos berjalan mulus, namun memakan banyak biaya, yakni $80 juta perkursi. Dengan SpaceX, NASA bisa menjalankan misi yang sama dengan biaya lebih murah hingga jutaan dollar.
Biasanya, NASA memesan misi seperti ini dua hingga tiga tahun sebelum peluncuran agar perusahaan swasta bisa memiliki waktu untuk mengembangkan pesawatnya.
(pit)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER