Stasiun Luar Angkasa Siapkan Alat Pendeteksi Alien

Rinaldi Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Sabtu, 23 Jul 2016 14:56 WIB
Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) akan mendapatkan alat baru yang bisa mendeteksi kehidupan makhluk seperti alien.
Ilustrasi. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) akan mendapatkan alat baru yang bisa mendeteksi kehidupan makhluk seperti alien.

Alat itu adalah pengurut deoxyribonucleic acid (DNA) sebesar telepon genggam yang disebut minION. Nantinya alat tersebut akan dikirimkan dengan roket SpaceX besutan Elon Musk ke ISS.

Namun, kegunaan alat ini secara riil baru bisa dilihat setelah alat ini dikirim lebih jauh dari orbit. Para peneliti NASA berharap suatu hari nanti alat ini bisa digunakan untuk mendeteksi kehidupan secara langsung di planet-planet lain, termasuk di Mars.

"Alat ini kecil, ringan, dan kuat, baik untuk dikirim ke lokasi lain di tata surya ini," kata Aaron Burton, peneliti sekaligus pemimpin proyek minION, sebagaimana dilansir Gizmodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya, alat ini bisa digunakan untuk mencari kehidupan di Mars jika kita sudah bisa mendarat di sana," ujarnya.

Astronot Kate Rubins akan langsung mencoba mendeteksi kehidupan alien di luar angkasa, setibanya alat ini di ISS. Untuk saat ini, pengurut DNA tersebut baru akan digunakan untuk mendeteksi mikroba yang berada di sekitar stasiun luar angkasa tersebut.
Dengan kru dan kargo yang terus-menerus berganti, ISS dikelilingi banyak mikroba yang terbawa dari bumi. Saat ini, satu-satunya cara untuk mendeteksi makhluk-makhluk mungil itu adalah dengan cara kuno yang membutuhkan waktu lama, yakni mengetes sampel di cawan petri.

Pengurut DNA ini bisa melakukan hal serupa dengan sekejap, terutama pada air dan udara. "Semua air yang ada di ISS, termasuk dari urin, kondensat, keringat, semuanya," kata Sarah Wallace, salah satu peneliti NASA.

"Apakah cairan-cairan itu diproses ke tempat yang bersih dari mikroba? Kami ingin tahu secara langsung bagaimana sistem pengolah cairan itu bekerja," ujar peneliti di bidang mikrobiologi itu.

Selain itu, ada fenomena lain yang diharapkan bisa diungkap dengan alat ini, yaitu jamur yang kerap tumbuh di dinding ISS.

"Dulu pernah ada jamur kasat mata tumbuh di ISS, dan kami ingin tahu apakah hal itu biasa atau sesuatu yang harus dikhawatirkan," kata Sarah. "Jika hal itu diketahui, kami bisa merekomendasikan bagaimana cara untuk mengatasinya."

Belum lagi, minION juga diharapkan bisa menjawab dampak jangka panjang hidup di luar angkasa pada tubuh manusia, atau bahkan digunakan untuk mendeteksi penyakit yang diderita astronot setelah tinggal cukup lama di sana. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER