Uber Menyerah di China oleh Pria Ini

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Senin, 15 Agu 2016 08:41 WIB
Kesepakatan merger antara Uber dan Didi Chuxing ada campur tangan Cheng Wei, pemuda 33 tahun yang berkepala dingin, punya strategi jitu, dan bisa meredam ego.
Founder and CEO of Didi Chuxing, Cheng Wei (Reuters/ Jason Lee)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi perusahaan manapun, China adalah pasar paling menggiurkan, namun juga paling sulit untuk ditaklukan. Tak heran startup sekelas Uber pun harus bertekuk lutut di negara Tirai Bambu tersebut.

Beberapa waktu lalu, Uber China sepakat merger dengan pesaing utamanya di China, yakni Didi Chuxing. Nilai kesepakatan terbilang tinggi, US$35 miliar atau setara Rp456 triliun.


Didi Chuxing merupakan layanan terbesar yang mendominasi jagat Negeri Tirai Bambu. Posisinya menjadi kompetitor utama Uber China di sana, yang merupakan anak usaha khusus gubahan Uber.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan semua kesepakatan ini tidak akan terjadi tanpa campur tangan dari Cheng Wei. Dia adalah salah satu pendiri dan CEO Didi Chuxing.

Wei baru berusia 33 tahun, pria kelahiran tahun 1983 ini lahir di sebuah kota kecil di provinsi tenggara dari Jiangxi.

Kegigihannya terlihat saat dia memutuskan untuk masuk ke Beijing University. Ketika ujian berlangsung dia sempat sakit, namun dia tetap berhasil lulus dan masuk ke kampus ternama tersebut.

"Dia mungkin salah satu CEO yang paling cepat menonjol. Jika bukan yang terbaik, tentu ada di tiga besar," sebut Hans Tung, Manajer GGV Capital yang menjadi investor Didi, seperti dilansir dari Reuters.


Tung juga memuji bahwa Wei adalah pria berkepala dingin, punya strategi jitu dan bisa meredam ego. Tiga sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Kejeliannya dalam membangun layanan ride sharing ini terpatri saat dia merekrut mantan banker Goldman Sachs, Jean Liu, serta mampu menjalin hubungan baik dengan Alibaba dan Tencent yang lebih dahulu makan asam pahit perusahaan internet. Alibaba dan Tencent kemudian mendukung Didi dengan berinvestasi di perusahaan tersebut.

"Dari luar, Anda akan mengatakan orang ini adalah benar-benar beruntung, tapi di sisi lain, dia tahu siapa orang yang tepat untuk mengetahui dan siapa memiliki hubungan yang baik dengan, dan bagaimana untuk mendapatkan mereka untuk bekerja dengan dia," katanya.

Ceritanya mungkin akan berbeda, andai Wei tidak keluar dari posisinya yang penting di perusahaan layanan kesehatan tempat ia bekerja sebelumnya.

"Dia pikir itu tidak menarik, dan setelah sekitar satu tahun ia bergabung dengan Alibaba di divisi penjualan,” kata Allen Zhu, direktur GSR Ventures dan investor awal Didi.
 

Dalam enam tahun, Cheng naik menjadi manajer penjualan untuk wilayah utara China, sebelum pindah ke kelompok usaha e-commerce pembayaran online, Alipay, di mana dia adalah wakil general manager.

Pada tahun 2012, ia mendirikan Beijing Oranye Technology Co dan meluncurkan Didi Dache, awal terbentuknya pesaing utama Uber tersebut.

Setelah memenangkan pertarungan dan berhasil membawa Uber gabung dalam Didi, Wei berpidato mengedepankan rasa nasionalisme. Dikatakan oleh beberapa karyawannya, saat berpidato dia selalu menyelipkan kata-kata yang merujuk pada sejarah besar China dan nasionalisme.

"Dia selalu berkata bahwa perusahaan China tidak akan kalah dari perusahaan luar negeri dan Didi hanyalah permulaan," sebut salah seorang karyawan.

(tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER