Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan teknologi Samsung dilaporkan sedang menyiapkan program pembaruan ulang perangkat rusak secara resmi atau
refurbished untuk ponsel kelas atas pada tahun 2017, menurut laporan
Reuters mengutip sumber yang dekat dengan rencana ini.
Program ini memungkinkan Samsung memperbarui ponsel rusak yang dikembalikan oleh konsumen, lalu dijual kembali ke pasar dengan harga lebih murah.
Ponsel
refurbished biasanya memang dijual lebih murah, tetapi sejauh ini sumber
Reuters tidak menyebut nominal persentase potongan harga yang diberikan Samsung. Ia juga tak menyebut negara yang akan menerima program ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjual produk
refurbished untuk seri andalan seperti Galaxy S7 atau Galaxy Note 7 bisa membuat konsumen membeli produk lebih murah, dan memguntungkan bagi Samsung karena perusahaan mendapat tambahan pendapatan.
Hal ini juga sejalan dengan upaya Samsung mendorong efisiensi biaya dan menjaga margin operasi di atas 10 persen, menurut laporan
Reuters.
Produk andalan yang dibanderol lebih murah bisa membantu Samsung memperkuat pasar di negara berkembang, seperti India dan negara Asia Tenggara, di mana harga sebuah perangkat US$800 berada di luar kemampuan beli mayoritas konsumen. Bahkan, itu bisa membantu Samsung berjuang di China melawan Apple iPhone dan ponsel buatan vendor setempat.
Juru bicara Samsung berkata kepada
The Verge, bahwa perusahaan "tidak mengomentari rumor atau spekulasi."
Menurut laporan BNP Paribas, produk ponsel Samsung di pasar Amerika Serikat memiliki nilai jual kembali sekitar 51 persen dari harga asli setelah sekitar setahun peluncurannya. Sementara nilai jual kembali Apple iPhone lebih tinggi, sekitar 69 persen.
(adt)