Langkah Samsung Tarik Galaxy Note 7 Dinilai Tepat

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Selasa, 06 Sep 2016 14:33 WIB
Walau berpotensi rugi besar, Recall Galaxy Note 7 merupakan langkah tepat untuk mempertahankan pamor brand agar ketenarannya tidak tercemar.
Samsung Galaxy Note 7. (Dok. Samsung Mobile)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Samsung untuk menghentikan sementara penjualan dan menarik kembali (recall) Galaxy Note 7 dari peredaran dinilai tepat oleh sejumlah analis. Hal tersebut dilakukan Samsung untuk fokus mengatasi permasalahan cacat baterai.

Langkah Samsung tersebut dinilai tepat oleh Reza Haryo, Senior Market Analyst Client Devices IDC Indonesia. Upaya untuk mempertahankan pamor brand yang saat ini sedang naik daun justru lebih penting agar ketenarannya tidak tercemar.

"Perlu dipahami kalau kerugian financial dari penarikan produk di pasar (recall) jauh lebih baik, dibandingkan potensi tercemarnya pamor brand jika lambat merespon situasi ini," ungkap Reza kepada CNNIndonesia.com melalui surat elektronik yang diterima.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di Indonesia, Samsung mengambil langkah untuk mengembalikan dana penuh konsumen yang telah melakukan pemesanan awal atau pre-order Galaxy Note 7. Sebagai kompensasi, Samsung pun memberikan voucher belanja sebesar Rp1 juta dan voucher potongan Rp2 juta untuk pembelian Galaxy Note 7 saat nanti resmi tersedia.

Reza menambahkan respon yang diberikan Samsung ke konsumen sudah tergolong cukup baik.

"Apresiasi berupa pemberian kompensasi dan pengembalian dana pembelian secara utuh ke konsumen rasanya sudah cukup baik. Hal ini menunjukkan kredibilitas suatu perusahaan," imbuhnya lagi.

Konsumen tak Kapok

Di sisi lain, Krisna Ekadewanti (Nina) sebagai konsumen mengakui jika Samsung memang memberikan kompensasi tersebut kepada pemesan. Nina mengaku telah menerima surat elekronik dari mitra penjual Galaxy Note 7 mengenai penundaan penjualan ponsel orderannya di pasar Indonesia.

"Saya merasa kompensasi yang diberikan sudah sebanding dan Samsung sebagai perusahaan juga sudah tanggap dengan kejadian ini. Jadi tidak perlu menunggu risiko lebih lanjut, menunda penjualan untuk sementara waktu rasanya keputusan tepat," kata Nina dalam pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.


Sejak ada keterlambatan pengiriman pertama kalinya, pihak Samsung disebutnya sudah memberi pemberitahuan melalui surel. Pemesan kembali menerima surel berisi pembatalan pengiriman pada 2 September lalu dan pemberian kompensasi akan diterima mulai 30 September 2016.

Mengenai cacat penjualan kali ini, Nina sebagai konsumen mengaku akan tetap menunggu kehadiran Galaxy Note 7 di Indonesia. Meski Samsung belum mengungkap waktu tepatnya, dia mengaku nanti akan kembali melakukan pemesanan.

"Saat ini saya sudah pakai Galaxy Note 5 dan merasa puas, makanya saya tetap akan menunggu dan beli Galaxy Note 7 nanti," pungkasnya.

Sementara itu, di 10 negara yang sudah resmi menjual Galaxy Note 7, Samsung menawarkan unit pengganti Galaxy S7 atau Galaxy S7 Edge kepada konsumen.

Analis James Song dari HI Securities menyebut menyiapkan unit pengganti merupakan langkah pintar  untuk membantu kepercayaan konsumen, ketimbang tidak menawarkan perbaikan.


Sejauh ini Samsung memang tidak mengungkap berapa jumlah unit yang ditarik dari pasar global. Pihak perusahaan hanya menjelaskan sejauh ini sudah ada 2,5 juta unit Galaxy Note 7 yang telah terjual ke pasar.

Strategy Analytics mempredeksi potensi kehilangan pendapatan yang dihadapai Samsung mencapai US$5 miliar atau Rp66 triliun.

Selain potensi kerugian jangka pendek dari segi finansial, Reza memastikan ada catatan implikasi lain yang akan berimbas pada bisnis Samsung.

"Insiden ini tentunya membuat Samsung kehilangan momen untuk mendapatkan hype dari perilisan Galaxy Note 7 yang sejauh ini disiapkan sebagai pesaing iPhone 7 yang sebentar lagi akan diumumkan," tambahnya.

Meski terus bersaing ketat dengan Apple, data IDC pada April sampai Juni 2016 menunjukkan Samsung masih menguasai ponsel pintar global dengan pangsa pasar 22 persen. Sementara rival utamanya, Apple membuntut di peringkat kedua dengan pangsa pasar 12 persen. (evn/tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER