Jakarta, CNN Indonesia -- Tak mau kehilangan momentun untuk menjegal iPhone 7 dan 7 Plus, Samsung bergegas menyediakan unit pengganti untuk Galaxy Note 7 yang belakangan ditarik dari pasaran. Samsung telah menyiapkan sekitar 500 ribu unit Galaxy Note 7 baru yang siap dipasarkan di toko-toko di AS.
Stok yang tiba ini merupakan setengah dari total 1 juta unit Galaxy Note 7 bermasalah yang ditarik dari peredaran AS.
"Unit baru akan mulai tersedia paling lambat hari Rabu (21/9). Kami akan terus melanjutkan upaya untuk menarik perangkat yang bermasalah dan menggantinya dengan yang aman," ungkap Presiden Samsung Electronics Amerika, Tim Baxter seperti dilansir
CNet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan asal Korea Selatan ini mencatat sekitar 25 persen dari pemilik Galaxy Note 7 di AS telah bersedia menukarkan ponsel mereka dengan unit baru. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya hanya 13 persen pengguna yang mengembalikan ponsel mereka.
Menurutnya, sebagian besar pengguna bersedia mengembalikan Galaxy Note 7 karena ada opsi untuk menukarkan dengan ponsel Samsung tipe lain. Hanya segelintir orang yang memilih opsi menerima pengembalian dana dari setiap unit ponsel yang ditukarkan.
Ketersediaan Galaxy Note 7 di AS terhitung lebih cepat dibandingkan di negara asalnya, Korea Selatan. Sebelumnya pihak perusahaan memastikan akan resmi menjual kembali ponsel layar bongsornya itu pada 28 September nanti.
Seperti diketahui, sejak dirilis pada Agustus lalu, Samsung terpaksa menarik dari pasar dan menghentikan 2,5 juta unit Galaxy Note 7 yang telah dipasarkan di 10 negara.
Isu anomali baterai yang berujung pada insiden ledakan membuat Samsung mengambil langkah untuk merilis
update peranti lunak demi menghindari baterai
overheat. Setelah terinstal, Samsung berharap nantinya pengguna bersedia menginformasikan jika ada kejanggalan dengan perangkat tersebut.
Aksi penarikan dan penghentian sementara penjualan Galaxy Note 7 berimbas pada turunnya nilai saham Samsung hingga 7 persen dan membuat valuasi perusahaan ikut merosot hingga US$14 triliun.
Bukan hanya kerugian secara finansial, Samsung juga harus menerima kenyataan berupa pelarangan terbang dari sejumlah otoritas penerbangan dan maskapai di berbagai negara.
(evn)