Jakarta, CNN Indonesia -- Seakan tak ingin ketinggalan tren mobil pintar, perusahaan aplikasi jaringan transportasi Grab bermitra dengan sebuah startup nuTonomy di Singapura untuk menguji layanan tumpangan mobil otonom tanpa kendali sopir
(driverless) di negara-kota tersebut.
Langkah ini dilakukan Grab dan nuTonomy selang beberapa hari setelah Uber meluncurkan kendaraan tanpa kendali sopir di Amerika Serikat.
Dari laporan kantor berita Reuters, aplikasi Grab menyediakan opsi pemesanan mobil otonom dari nuTonomy di kawasan barat Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah pernyataan bersama Grab dan nuTonomy, dijelaskan bahwa di setiap mobil otonom tersebut sudah didukung mesin keselamatan serta pengemudi khusus.
Grab juga menambahkan, sesuai data di Singapura kebanyakan mitra pengemudinya jarang menerima permintaan pesanan dari pengguna yang berada di lokasi terpencil. Hal tersebut kemudian dianggap menjadi celah potensial bagi "robo-car" yang bisa memenuhi permintaan tersebut.
Jika perjalanan yang diminta melewati jalan kawasan utara Singapura, pengemudi manusia akan mengendalikan kendaraan untuk sisa perjalanannya.
Rencananya uji coba publik akan dilangsungkan dua bulan ke depan, dan kemungkinan akan diperpanjang selama itu menghasilkan umpan balik dan data positif juga berharga.
"Tidak ada pendanaan moneter secara langsung di nuTonomy," ujar perwakilan Grab. "Untuk sekarang kemitraan ini fokus di Singapura, meski bukan tidak mungkin ada sinergi potensial lain antara nuTonomy dan Grab untuk eksplorasi masa depan."
Sekadar diketahui, nuTonomy pertama kali mulai menguji coba taksi tanpa kendali sopir kepada publik secara terbatas pada Agustus di Singapura. nuTonomy mengaku, pihaknya berharap bisa mengoperasikan 100 taksi secara komersial pada 2018.
Belakangan ini banyak negara di seluruh dunia memang terdorong untuk mengembangkan teknologi otonom, di mana sebagian besar tujuannya agar masyarakat lebih sering menggunakan transportasi umum dan ride-sharing ketimbang menambah kemacetan dengan mobil pribadi.
Belum lama ini, salah satu pendiri Lyft John Zimmer memprediksi motivasi warga usia muda akan semakin memudar untuk memiliki mobil pada 2025. Lyft sendiri merupakan pesaing berat Uber di Amerika Serikat.
Zimmer merujuk kehadiran mobil otonom tanpa sopir bakal mendominasi jalanan dunia dalam lima tahun ke depan sehingga bakal mendepak eksistensi mobil konvensional. Ia meyakini dalam lima tahun tersebut mayoritas armada Lyft akan diperkuat mobil otonom.
(adt)