Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai saham Samsung kembali terjun pada pembukaan perdagangan saham, Rabu (12/10). Runtuhnya saham tersebut terjadi sehari setelah raksasa elektronik asal Korea Selatan itu mengumumkan tak lagi memproduksi dan memasarkan Galaxy Note 7.
Di lantai bursa Korea Selatan, nilai saham Samsung tergelincir hingga tiga persen pada awal perdagangan. Kekhawatiran investor atas dampak insiden Galaxy Note 7 terhadap seluruh lini produk Samsung ditengarai menjadi penyebab turunnya nilai saham.
Dalam laporan AFP, nilai saham Samsung telah rontok hingga 8 persen pada perdagangan Selasa (11/10) kemarin, menguras USD17 miliar atau setara Rp221 triliun dari nilai pasar mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebulan lebih bergelut dengan masalah ledakan pada baterai Galaxy Note 7, akhirnya Samsung menyerah dan menghentikan semua proses produksi dan penjualan. Bahkan kepada pelanggannya sendiri Samsung menganjurkan segera berhenti menggunakan Note 7.
"Samsung akan meminta semua operator dan mitra ritel global untuk menghentikan penjualan dan penukaran Galaxy Note 7," tulis Samsung dalam pernyataan resmi pada Selasa (11/10).
Pada September awal, Samsung harus menelan pil pahit saat menarik 2,5 juta Galaxy Note 7 dari pasar akibat laporan terbakarnya baterai ponsel. Namun reputasi Samsung terpukul lebih telak ketika Note 7 pengganti yang mereka klaim lebih aman justru kembali meledak ketika sampai di pasar.
Keadaan tersebut memberikan peluang besar bagi kompetitor Samsung seperti LG, Huawei, hingga Google untuk menggeser posisi Samsung sebagai penguasa ponsel Android.
"Kesenjangan mungkin akan diisi oleh pesaing mereka, Apple dan Google Pixel, meskipun ada ada kemungkinan Oppo, Vivo, LG, dan Sony yang akan mendapatkan keuntungan lebih," ucap analis Neil Mawston dari perusahaan riset Strategy Analytics kepada Reuters.
(pit)