Dua Astronot China Tinggal Sebulan di Stasiun Antariksa Baru

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2016 09:47 WIB
China mengirim dua astronautnya ke stasiun antariksa baru, Tiangong-2. Keduanya akan menghabiskan waktu selama 30 hari melakukan sejumlah eksperimen di sana.
Astronaut berkebangsaan China Jing Haipeng dan Chen Dong meluncur ke Stasiun Tiangong-2 yang telah mengorbit di antariksa sejak September 2016. (REUTERS/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan antariksa China telah mengirim dua awak astronaut ke luar angkasa pada Minggu (16/10). Keduanya akan menetap di 'rumah baru' hasil kembangan negerinya sendiri selama 30 hari.

Ambisi China untuk bisa menggunakan stasiun luar angkasa sendiri ternyata bukan hanya angan-angan.

Stasiun antariksa kedua miliknya, Tiangong-2 telah diluncurkan lebih dulu pada 15 September lalu menggunakan roket Long March 7.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyusul Tiangong-2, China pun mengirim dua astronaut untuk segera menempatinya di antariksa. Mereka mengangkasa dari Jiuquan Satellite Launch Centre yang letaknya di ujung Gurun Gobi, China utara menggunakan pesawat Shenzhou 11 dan roket Long March 2F.

Misi ini terdiri dari Jing Haipeng yang sebelumnya sudah dua kali mengangkasa di orbit rendah Bumi dan Chen Dong.

Mengutip situs New York Times, pesawat antariksa Shenzhou 11 akan disematkan ke laboratorium Tiangong-2. Proses ini akan berlangsung dua hari setelah ia lepas landas dari Bumi.

Tugas utama dua astronaut selama berada di luar angkasa 30 hari adalah menguji coba komputer serta melakukan sejumlah eksperimen.

Stasiun Tiangong-2 membawa 14 instrumen eksperimen, salah satunya perangkat pendeteksi atmosfer yang bisa melacak polusi udara.

Selain itu, mereka juga bisa melakukan percobaan kesehatan kardiovaskular hingga studi penanaman tumbuhan.


"Ini adalah mimpi setiap astronaut untuk menjalani misi antariksa sebanyak mungkin," ujar Haipeng.

Kurang dari sebulan lalu, China juga telah meluncurkan satelit kuantum pertama di dunia. Pemerintah mengatakan tujuan utama peluncuran satelit kuantum terkait dengan isu peretasan komunikasi yang sempat beredar.

Sejauh ini Negeri Tirai Bambu itu juga punya ambisi besar untuk mendaratkan rover di Mars pada tahun 2020. Target tersebut melihat keberhasilan misi Viking 1 Amerika Serikat yang telah lebih dahulu mendaratkan rover di Mars. (hnf/tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER