Cerita Samsung Membangun Pusat R&D di Indonesia

CNN Indonesia
Senin, 31 Okt 2016 12:06 WIB
Saat ini, pusat penelitian ini dijadikan role model atau patokan bagi perusahaan lain yang ingin membangun pusat R&D di Indonesia.
Logo Samsung (Foto: REUTERS/Jo Yong-Hak/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia bagi perusahaan multinasional adalah pasar yang potensial. Negara besar dengan salah satu jumlah penduduk terbesar di dunia. Namun, Indonesia bagi PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN), tak sekedar tempat menjual produk-produk.

Berdiri sejak 25 tahun yang lalu, PT SEIN ingin mengembangkan potensi yang ada di tanah air. Sebut saja beberapa diantaranya, pabrik perakitan dan sesuatu hal yang jarang dimiliki perusahaan asing lainnya, yakni pusat penelitian dan pengembangan atau R&D.

"Samsung Electronics di Indonesia sudah memulai bisnis di Indonesia sejak 1991. Tak hanya investasi mendirikan pabrik, namun kami juga memiliki lokal R&D yang terdiri dari anak-anak muda Indonesia yang kreatif dan mengembangkan aplikasi berbagai platform," ungkap Jo Semidang, Corporate Marketing Director Samsung Electronics Indonesia, di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditambahkan oleh, pusat R&D Samsung Indonesia sudah dibangun sejak empat tahun lalu atau pada tahun 2012. Saat ini, pusat penelitian ini dijadikan role model atau patokan bagi perusahaan lain yang ingin membangun pusat R&D di Indonesia.

Sebagai pusat R&D, tentu saja kesempatan bagi insinyur lokal untuk mendapatkan akses apa yang sudah dibuat oleh Samsung pusat dan kemudian dikembangkan untuk pengguna, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Samsung Indonesia boleh berbangga, salah satu hasil yang keluar dari laboratorium sudah digunakan  untuk pengguna global adalah ChatOn.

"Dari situ, project global yang sukses, pihak Samsung pusat langsung melirik resource IT di Indonesia ok juga. Setelah itu, kami dipercaya untuk membuat fokus baru untuk inovasi regional market, seperti di Asean bahkan hingga Australia dan Selandia Baru," tambah Andreas Djiwandono, Samsung Research & Development Institute Indonesia.

Andreas menambahkan, SDM IT di Indonesia memang bisa bersaing dan tak kalah dengan insinyur luar negeri, namun memang kebanyakan berfokus pada bisnis bukan segmen membuat sesuatu teknologi yang canggih dan baru.

"Padahal pusat R&D itu tak berkaitan dengan marketing atau bisnis perusahaan, hanya bagaimana menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru dan canggih," sebutnya.

Untuk itu, banyak hal dilakukan oleh Samsung untuk berburu sumber daya manusia ini. Khususnya blusukan ke kampus-kampus di Indonesia.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER