Bukalapak Bantah Informasi Pribadi Pengguna Mudah Dicuri

Susetyo Dwi Prihadi | CNN Indonesia
Rabu, 02 Nov 2016 11:56 WIB
CEO Bukalapak Achmad Zaky membantah studi yang menyatakan bahwa aplikasi mereka tak aman dan informasi penggunannya rentan dicuri.
CEO Bukalapak Achmad Zaky (Foto: Dok. CNNIndonesia.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky membantah studi yang dikeluarkan oleh Opera Software yang menyebutkan bahwa sejumlah aplikasi belanja di Android, terindikasi mengumpulkan informasi pribadi menggunakan pelacak.

Tak hanya itu, dari penelitian yang dilakukan oleh Opera Software menemukan 96 persen dari aplikasi belanja tidak menggunakan enkripsi penuh untuk menghubungkan aplikasi ke server mereka. Hal ini menimbulkan risiko privasi untuk pembeli online ketika mereka menggunakan aplikasi ini.

Data pribadi dapat dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak pada aplikasi belanja atau koneksi ‘http’ yang tidak terenkripsi melalui koneksi operator seluler.

“Semua data dari aplikasi Bukalapak diamankan lewat protokol HTTPS, yang menyebabkan data pribadi pengguna Bukalapak dienkripsi dan tidak dapat dibaca oleh pihak lain, baik melalui jaringan seluler maupun melalui jaringan Wi-Fi publik,” bantah Zaky, melalui pesan singkatnya kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi itu juga menyebutkan data sensitif seperti nomor rekening bank dan informasi keuangan lainnya yang disimpan di rekening pengecer atau aplikasi belanja online, dapat dicegat dan dibaca oleh pencuri identitas melalui jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman.
Bukalapak Bantah Informasi Pribadi Pengguna Mudah DicuriFoto: Dok. Opera Max

Mengenai hal ini Zaky mengatakan bahwa Bukalapak juga bekerja sama dengan payment gateway yang menerapkan standar keamanan PCI DSS yang menjamin data pembayaran pengguna tidak akan bocor ke pihak lain.

“Bukalapak selalu mengutamakan keamanan pengguna, sehingga pernyataan bahwa Bukalapak melakukan pembocoran data tidaklah benar,” ujarnya.

Dia menguraikan Bukalapak, sebagai salah satu perusahaan terdepan dalam menerapkan konsep data-driven experience di Indonesia, artinya mereka mengumpulkan banyak data tentang pengalaman pengguna selama berbelanja di Bukalapak, baik secara langsung maupun bekerja sama dengan pihak ketiga.

Opera sendiri melakukan ujicoba pada 60 aplikasi belanja paling populer di sepuluh negara, termasuk Brasil, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Rusia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris dan Vietnam.

Mereka menguji aplikasi-aplikasi ini pada jaringan Wi-Fi dan membuat setidaknya 100 permintaan dalam setiap aplikasi dengan browsing berbagai jenis produk. Kemudian kami mencatat hasinyal berdasarkan apa yang ditampilkan pada lini waktu dari mode privasi Opera Max

“Ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang terbaik bagi pengguna kami. Data pengguna ini hanya digunakan untuk keperluan internal Bukalapak dan keperluan tersebut tidak mengandung data sensitif seperti rekening bank atau informasi kartu kredit,” tandasnya. (tyo)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER