Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah objek antariksa terbang melintasi langit Denmark pada Senin petang pukul 18.30 waktu setempat. Objek tersebut diyakini adalah meteor.
Laporan tersebut pertama kali berasal dari astrofisikawan Tina Ibsen dari Tycho Brahe Planetarium di Kopenhagen.
Tak lama kemudian sumber berita setempat mendapat laporan dari warga yang menyaksikan bola api terbang melintas langit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menerima banyak laporan dari orang-orang setempat, banyak juga yang melihat bola api terbang melesat dari langit," kata Ibsen, seperti dikutip dari
CPH Post Online.
Ia kemudian melanjutkan, "namun tak ada yang mendengar suara dentuman atau ledakan. Hal ini mengindikasikan bahwa meteor telah terbakar saat masih di angkasa sebelum ia menyentuh permukaan Bumi."
Sayangnya tidak ada penjelasan lebih rinci mengenai fenomena ini. Ibsen kemudian berpendapat, fenomena bintang jatuh bukanlah sesuatu yang menakjubkan, sebab setiap tahun Bumi dihantam sekitar 100 ribu ton meteorit dari luar angaksa di mana kebanyakan sudah lebih dulu terbakar sebelum mendarat di permukaan.
Sumber berita internasional memang kerap mewartakan banyak meteor yang menghiasi langit berbagai negara dari penjuru dunia.
Sekadar diketahui, beberapa waktu lalu Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menjelaskan perbedaan antara meteor dan meteorit.
Meteor adalah batuan antariksa yang menyerupai bola api nan bercahaya, di mana ia akan terbakar jika masuk ke atmosfer Bumi.
Nah, sisaan dari pembakaran meteor ini dinamakan meteorit.
Oleh karena itu, meteorit memang biasanya masih berbentuk batu-batu kecil. Namun sangat mungkin juga ukurannya masif yang mencapai belasan meter apabila si meteornya juga raksasa.
Masih menurut Thomas, secara tafsiran setiap harinya 25 ribu ton batuan antariksa masuk ke Bumi, termasuk meteor. Jika ukurannya kecil maka besar kemungkinan saat ia terbakar di atmosfer Bumi, maka tidak akan menyisakan puing atau meteorit.
Sedangkan untuk meteor yang ukurannya cukup besar masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar, biasanya cenderung akan pecah atau hancur yang menghasilkan puing bebatuan meteorit.
(hnf)