Tagish Lake, Meteorit Pertama dari Ujung Tata Surya

Hani Nur Fajrina | CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2016 07:25 WIB
Tim ilmuwan menganggap Tagish Lake adalah meteorit pertama yang berasal dari 'halaman belakang' Neptunus.
Pecahan meteorit Tagish Lake. (Michael Holly, Creative Services, University of Alberta via nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meteor dan asteroid sejatinya berasal dari sabuk antara Mars dan Jupiter, alias tak jauh dari 'halaman belakang' Bumi. Tim ilmuwan menemukan meteor unik ini yang ternyata berasal dari ujung tata surya.

Meteor yang jatuh ke Bumi dan menghasilkan puing berupa batu-batu meteorit memang kerap diteliti oleh ilmuwan agar bisa mengungkap asal-usulnya.

Ada sebuah meteorit yang dinilai unik, ia dinamakan Tagish Lake. Meteorit ini jatuh di sebelah barat laut British Columbia, Kanada pada 2000 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari situs Astronomical Journal, Tagish Lake dianggap sebagai meteorit pertama yang berasal dari Sabuk Kuiper (Kuiper Belt), yakni area yang biasa disebut sebagai 'halaman belakang' Neptunus dan letaknya di ujung tata surya.


Menurut salah satu ilmuwan Bill Bottke dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, Tagish Lake kemungkinan telah lahir saat sistem tata surya masih berusia dini.

Kala itu tarikan gravitasi dari planet-planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Neptunus, dan Uranus berdesakan satu sama lain. Di tengah proses tersebut, sejumlah batu antariksa dari gerombolan komet diyakini telah terlempar ke arah Bumi.

Bottke dan beberapa koleganya kemudian menganggap meteorit Tagish Lake berasal dari pecahan asteroid tipe D.

"Asteroid tipe D itu masuk ke klasifikasi ukuran kecil yang komposisi tidak begitu mirip dengan objek lain yang ditemukan di sabuk asteroid, namun memiliki banyak kesamaan dengan objek antariksa yang ada di sekitar planet raksasa," terang Bottke, seperti dikutip dari situs Motherboard.


Sejak penjelajahan Pluto yang dilakukan oleh pesawat nirawak New Horizons milik NASA sejak 2015, Sabuk Kuiper menjadi topik yang menarik. Pasalnya, New Horizons memang dijadwalkan meneliti area tersebut setelah mengobserasi Pluto.

Para astronom meyakini, jika meneliti Sabuk Kuiper bisa diwujudkan, maka kemungkinan besar objek-objek purba yang berada di ujung sistem tata surya akan semakin terungkap. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER