Microsoft Ingin Hidupkan Kembali Bisnis Koran

Bintoro Agung Sugiharto | CNN Indonesia
Rabu, 30 Nov 2016 23:01 WIB
Microsoft menginisiasi model bisnis media cetak baru bersama perusahaan media Pioneer News Group untuk memberi solusi hadang kematian media cetak.
Ilustrasi (Foto: REUTERS/Mike Segar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring meluasnya jaringan internet di seluruh dunia, bersamaan dengan itu industri media cetak kian mengalami keterpurukan.

Mencoba mengakali itu, Microsoft menginisiasi model bisnis media cetak baru bersama perusahaan media Pioneer News Group. Kerja sama keduanya digadang-gadang akan menghasilkan model bisnis baru.

Mengutip Business Insider, dengan modal langganan per bulan US$15 atau sekitar Rp203 ribu, Pioneer menawarkan tablet Windows 8 inci secara cuma-cuma yang berisi versi digital berita yang sama seperti yang diproduksi untuk versi cetak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pioneer tak hanya memberikan berita versi digital, pengguna yang berlangganan selama setahun juga akan mendapat suplai koran edisi Minggu.


Media asal Seattle, AS ini memiliki 23 koran harian dan mingguan di Washington, Idaho, Oregon, Montana, dan Utah untuk melengkapi upaya digitalisasi produk mereka dengan memberikan sebuah aplikasi bernama uReporter. Aplikasi ini dibuat untuk melibatkan pembacanya dalam pelaporan berita.

"Orang masih membutuhkan koran sebagai sumber informasi dan ini masih berharga," ucap COO Pioneer Eric Johnston. "Jika kita tetap bisa melibatkan pembaca, di sanalah cara koran mempertahankan dirinya sebagai bagian penting dari masyarakat."

Langkah Microsoft bersama Pioneer terhitung cukup berani. Berdasarkan riset Pew Research Center, jumlah koran harian di AS menyusut lebih dari 100 sejak tahun 2004. Sirkulasi koran turun 7 persen di tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya.

Iklan yang memberi sumbangsih keuntungan terbesar bagi media cetak, senantiasa turun dari waktu ke waktu. Pertumbuhan pendapatan iklan pada media cetak AS tak pernah lagi mencatat level positif.


Pada 2015 lalu, pendapatan iklan kembali turun 7,8 persen. Angka itu yang terbesar semenjak krisis ekonomi global pada 2008 sehingga menyebabkan iklan media cetak turun 26,6 persen.

Usaha gabungan Microsoft dan Pioneer ini juga dapat diartikan sebagai pengakuan bahwa adanya perubahan cara orang mengonsumsi berita dan pergeseran definisi berita itu sendiri. Bagi media cetak seperti Pioneer, perubahan ini merupakan manuver bermata dua.

"Ini evolusi yang menarik bagi industri kami. Kerja sama ini membantu komunitas dalam berinteraksi dan berbuat sesuatu sesuai keinginan mereka," kata CEO Pioneer Mike Gugliotto.

Di Indonesia sendiri, sejumlah media cetak telah gulung tikar menyusul meningkatnya ongkos produksi, menurunnya jumlah pembaca, hingga persaingan dengan situs berita online.

Berbeda nasib dengan media cetak, situs berita online dan media sosial di seluruh dunia perlahan tapi pasti menjadi tempat masyarakat mencari informasi.

Pew Research Center mencatat 50 persen penikmat berita AS di kelompok usia 18-49 tahun lebih memilih situs berita online dan media sosial sebagai sumber referensi, mengalahkan televisi, radio, dan koran di posisi buncit. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER