Jakarta, CNN Indonesia -- Pebble yang dikenal sebagai merk jam pintar telah resmi diakuisisi oleh Fitbit. Peralihan kepemilikan Pebble menjadi kabar buruk bagi para konsumen.
Fitbit yang populer berkat perangkat elektronik untuk kesehatan, membeli lini perangkat lunak dan hak intelektual Pebble untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Dengan kata lain, Fitbit hanya mengakuisisi sebagian perusahaan Pebble.
Meski belum ada angka resmi, berdasarkan laporan Bloomberg, kesepakatan kedua perusahaan asal Amerika Serikat ini kurang lebih berada di angka US$40 juta, setara dengan Rp532 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari peralihan kepemilikan ini, satu hal yang paling penting adalah Pebble tak akan memproduksi jam tangan pintar lagi.
Tentu saja hal ini ironis menyadari bahwa Pebble merupakan produsen jam tangan pintar pertama yang punya fitur terhubung ke ponsel pintar.
Dampak lain dari penjualan Pebble adalah hilangnya layanan purnajual bagi para konsumen.
Situs
Gizmodo mewartakan, mulai saat ini perangkat Pebble mana pun yang rusak atau mati tak akan bisa diperbaiki atau ditukar.
Garansi yang biasanya berlaku pun tidak bisa digunakan lagi. Tambahan lainnya, tak ada lagi pembaharuan software untuk jam tangan pintar Pebble.
Namun kerugian konsumen sedikit berkurang apabila mereka membeli lewat pihak ketiga atau distributor resmi.
Laporan yang berseliweran pun juga menyatakan bahwa karena tumpukan utang, Pebble terpaksa menjual sebagian asetnya kepada Fitbit. Isu ini sebenarnya sudah terendus sejak pekan lalu.
Pebble sendiri merupakan bentuk sukses sebuah perusahaan yang didirikan lewat Kickstarter, sebuah proyek urunan dana pada 2012.
Saat itu mereka berhasil menghimpun US$10 juta atau sekitar Rp130 miliar dari. Inovasinya dalam menghubungkan jam tangan pintar ke ponsel dan tinta elektronik cepat mempopulerkan kehadirannya di pasar.
Pada 24 Mei lalu, Pebble sebenarnya berhasil mengumpulkan dana hingga US$12,8 juta lewat urunan dana. Hanya saja pasar jam tangan pintar yang kian lesu memaksa Pebble mundur teratur dari kompetisi, menyisakan Samsung, Apple, Garmin, dan Google di pasaran.