Backup Data Opsi Masuk Akal Cegah Serangan Ransomware

CNN Indonesia
Rabu, 14 Des 2016 15:19 WIB
Satu-satunya cara melawan ransomware adalah dengan mem-backup data.
Ilustrasi (Foto: cookelma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejauh ini Ransomware adalah kelompok virus yang masih sulit untuk dijinakkan, beberapa metode untuk melumpuhkan jaringan ini masih terbilang gagal.

Sehingga opsi pencegahan merupakan metode yang paling masuk akal untuk menangkal serangan ransomware.

"Satu-satunya cara melawan ransomware adalah mem-backup data," kata Alfons, spesialis  antivirus Vaksin.com yang ditemui di Jakarta, Rabu (14/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Alfons, backup data berarti segalanya. Tak peduli gadget kita diserang virus seganas apa pun seperti ransomware, selama data sudah diduplikasi ke 'brankas' yang aman, serangan virus tak akan ada pengaruhnya terhadap data-data penting seseorang.

Ada dua pilihan tempat bagi pemilik data untuk melindungi datanya yaitu secara online dan offline. Secara online berarti menggunakan sistem cloud sebagai suaka data. Sedangkan offline, menggunakan wadah penyimpanan seperti DVD atau harddisk drive.

Alfons sendiri lebih menyarankan memakai metode offline. Menurutnya, metode ini lebih aman karena selama data tersimpan di keping DVD atau harddisk drive, ia tak terjangkau oleh ransomware yang menyebar secara online.

"Foto sebaiknya di-backup secara offline karena kalau online tetap rentan sama ransomware. Yang file-file besar sebaiknya masukin ke DVD saja," terang Alfons yang juga pendiri Vaksin.com.

Sedangkan dalam metode online, penggunaan cloud sebagai wadah penyimpanan data, masih punya risiko disusupi ransomware. Namun penyedia jasa cloud kini telah menyimpan data dengan fitur 'previous look' sesuai perubahan yang dibuat.

"Kabar baiknya hampir semua cloud menyimpan versi previous dari hampir semua file kita," Alfons menambahkan.

Sebagai contoh, apabila seseorang menyimpan sebuah data di Dropbox pada tanggal 1 Januari 2016, lalu di tanggal 7 dan hari-hari berikutnya data terus disunting oleh sang pemilik. Ketika penyuntingan selesai dilakukan, Dropbox tetap menyimpan semua edisi file sebelumnya.

Hanya saja fitur tersebut bisa berlaku di layanan cloud premium alias berbayar. Pada edisi gratis, fitur penyimpanan tadi lebih terbatas sampai sekitar 3 bulan saja.

Program jahat yang masuk dalam kategori ransomware, bisa bekerja seperti penculik. Ia mengunci akses korban atas data yang tersimpan di komputernya sendiri. Lalu lewat notifikasi, penjahat meminta uang tebusan berupa Bitcoin jika pengguna hendak mendapatkan akses kembali atas datanya itu.

Jika tidak dibayar, maka dokumen pengguna akan tersandera. Atau, korban harus menunggu sampai ada pihak, misalnya perusahaan antivirus, yang membuat penawar atau pembasmi ransomware tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER