Jakarta, CNN Indonesia -- Operator seluler Smartfren menegaskan tidak akan secara sepihak memutuskan layanan komunikasi di jaringan
Code Division Multiple Access (CDMA).
Hingga akhir November, Smartfren mengklaim sudah berhasil melakukan migrasi untuk 4 juta pelanggan CDMA miliknya ke jaringan 4G LTE.
Namun begitu, VP Brand and Marcomm Smartfren Derrick Surya tidak menampik jika hingga saat ini masih ada pelanggan yang masih bersikukuh menggunakan layanan CDMA. Mayoritas pengguna CDMA yang masih bertahan diketahui ada di Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini masih ada sekitar 10 persen pengguna CDMA di Pulau Jawa. Kalau di daerah lain justru hampir semuanya sudah migrasi ke LTE," ungkap Derrick saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/1).
Kendati demikian, Derrick memastikan Smartfren tidak akan memutuskan secara sepihak dukungan terhadap pengguna yang masih bertahan di jaringan CDMA. Ia menegaskan pihaknya akan menunggu secara natural hingga semua pelanggan bermigrasi ke jaringan LTE.
Menurutnya, langkah serupa sebenarnya sudah diterapkan ke daerah di luar Jawa. Terbukti saat ini ia mengklaim mayoritas pengguna Smartfren sudah mengadopsi teknologi.
"Kami akan biarkan proses migrasi berjalan natural, tapi tiga tahun kedepan suatu hari mereka (pengguna CDMA) pasti akan mengganti ponsel yang sudah mendukung 4G," imbuhnya.
Hal serupa menurutnya juga dilakukan oleh operator di luar negeri yang tetap mempertahankan pelanggan di jaringan lama hingga tidak ada lagi yang memanfaatkannya.
Meski tidak menyebutkan angka pasti, Derrick menegaskan hingga Q3 2016 pendapatan Smartfren dari pengguna LTE tercatat lebih besar yakni mencapai 70 persen dan sisanya masih dari layanan CDMA.
Dari sisi jumlah pengguna, hingga Q3 tahun lalu komposisi pertumbuhan pengguna LTE juga terus tumbuh signifikan. Dari total 11,5 juta pelanggan, ia mengklaim 4,5 juta diantaranya aktif di jaringan LTE dan 75 persen diantaranya merupakan pengguna modem MiFi.
"Untuk pengguna yang baru beralih dari teknologi lama biasanya kami dorong untuk pakai Andromax, namun perangkat open market juga banyak dipilih meski jumlahnya saat ini masih di bawah 20 persen," ungkapnya.
(evn)