Fintech jadi Sasaran Empuk Serangan Siber

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Rabu, 25 Jan 2017 07:20 WIB
Serangan siber di tahun 2017 salah satu sasaran empuk peretas akan mengarah pada industri financial technology (fintech) dan open source.
Ilustrasi (Foto: REUTERS/Pawel Kopczynski)
Jakarta, CNN Indonesia -- Prediksi serangan siber 2017 yang dikeluarkan oleh Global Research and Analysis Team (GReAT) mengatakan salah satu sasaran empuk peretas akan mengarah pada industri financial technology (fintech) dan layanan open source.

Bukan tanpa alasan, peretasan yang kian gencar tahun ini dilakukan lantaran pertumbuhan industri fintech kian masif.

Selain fintech, Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Indonesia mengatakan peretas juga mulai tertarik melakukan serangan ke layanan open source.

Salah satu alasan utama serangan ke layanan open source semata-mata karena mudahnya aplikasi diunduh dan diunggah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa layanan open source mudah disusupi? Karena pengguna sukarela mengunduh aplikasi apa saja tanpa melakukan kroscek dulu, misalnya saja PlayStore," ungkap Dony disela diskusi media di Jakarta, Selasa (24/1).

Ia menegaskan, kebiasaan untuk mencari tahu informasi lebih lanjut sebelum mengunduh aplikasi secara gratis hanya dilakukan oleh segelintir. Sementara selebihnya kerap langsung unduh saja.

Hal inilah yang dimanfaatkan sebagai celah empuk bagi aksi peretasan.

Bagi pengguna layanan open source, sebenarnya Dony menegaskan masih ada upaya meminimalisir potensi peretasan. Terlebih bagi aplikasi dan layanan berbayar yang tersedia di platform open source.

Treatment untuk layanan open source berbayar disebut Dony lebih baik ketimbang aplikasi gratis. Mengingat, penyedia platform akan melakukan kroscek terhadap data pengunduh.

"Sebenarnya platform tertutup seperti iOS justru lebih aman karena tidak semua bisa mengunduh dan mengunggah. Sementara kalau open source yang berbayar masih terhitung aman karena tetap ada pengecekan terhadap data pengunduh," ucapnya menambahkan.

Namun begitu, Dony memastikan pengguna aplikasi gratisan tetap bisa menghindarkan diri dari sasaran peretasan.

Salah satu cara paling mudah yakni dengan meningkatkan kewaspadaan seperti membaca review terlebih dahulu. Penilaian pengguna sebenarnya tidak bisa menjadi patokan utama, informasi mengenai pengembang leih penting untuk mencari kejelasan aplikasi yang akan diunduh.

(tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER