Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh menuturkan, sebenarnya Indonesia dapat melebihi target ekspor untuk 2017 dengan menjadikan Australia sebagai destinasi pasarnya. Mengingat, industri otomotif di negara kangguru sudah mulai berhenti dalam beberapa tahun terakhir dan sesuai dengan target Gaikindo, untuk pasar ekspor naik tujuh persen..
Australia saat ini lebih mengandalkan impor untuk kendaraan. Pasar impornya juga terbilang besar, sebesar 1,2 juta unit pertahun.
Meski demikian, industri otomotif dalam negeri belum dapat memaksimalkan hal tersebut. Daya ekspornya masih kalah saing dengan negara tetangga, Thailand, untuk terus menyuplai mobil ke Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi yang kami tahu, ada pasar sebesar 1,2 juta (Australia). Bagaimana merebut itu kan tidak mungkin dari Gaikindo, tidak mungkin dari APM sendiri," kata Kukuh.
Bagi dia, dengan dapat mengikuti pasar Australia tentunya tren ekspor akan terus meningkat. Indonesia sendiri saat ini masih berkutat dalam produksi mobil dalam segmen Multi Purpose Vehicle (MPV), tidak seperti Thailand yang sudah memproduksi kendaraan berjenis 4x4 dan doble cabin serta sedan.
"Misal, Thailand bisa ekspor 4x4 atau doble cabin ke negara lain. Kami tau di Australia kebutuhan kendaraan seperti itu kan. Tapi kita tidak punya produksi itu," ujarnya.
Menurut Kukuh, sedikitnya ada 80-an negara tujuan ekspor mobil produksi tanah air, dengan lima negara menjadi pasar utama. Lima negara tersebut, diantaranya Filipina, Jepang, Arab saudi, Uni Emirat Arab dan Bangladesh.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Gaikindo produksi ekspor Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari 2010 hingga 2015, atau naik sebesar 27 persen.
Jika mencapai target, untuk sepanjang tahun ini Indonesia akan mengekspor 224 ribu unit mobil ke semua tujuan negara.
(pit)