Jalan Terjal Pengganti Mobil Grandong

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Senin, 06 Feb 2017 17:43 WIB
Mobil pedesaan yang digagas pemerintah dipastikan akan mengalami jalan terjal karena dihadang sejumlah dilema.
Foto: Okkisafire via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0)
Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya pemerintah untuk menghapus Grandong dalam sejarah transportasi di tanah air, tampaknya tidak akan berjalan sesuai rencana. Bahkan, kehadirannya diprediksi hanya akan mencapai tahap prototype, yang sudah dijadwalkan oleh Kementerian Prindustrian (Kemenperin), pada Agustus 2017.

Hal itu ditengarai karena kisaran harga yang dipatok oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Dia menyebut, jika sudah selesai kendaraan pedesaan akan dilepas ke pasaran dengan harga tidak lebih dari Rp60 juta.

Namun, apakah tepat bila pemerintah mematok harga demikian? Mengingat, kreativitas masyarakat untuk merakit alat pertanian menjadi Grandong yang memiliki fungsi serupa dengan kendraan pedesaan ala pemerintah, jauh di bawahnya.

Dari informasi yang dihimpun oleh CNNIndonesia.com, dengan Rp10 juta, masyarakat sudah dapat memperoleh Grandong sebagai kendaraan multigunanya saat bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate), I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan harga tersebut pada dasarnya merupakan harapan dari Menteri Perindustrian. Tetapi secara keseluruhan harga tersebut belumlah final. Bisa nantinya dapat lebih mahal atau semakin murah.

“Harapan Menteri basisnya segitu, kami tapi belom sampai final,” kata Putu kepada CNNIndonesia.com

Pemerintah sendiri mengakui, bahwa hingga kini belum memiliki tujuan pasti di mana pasar yang tepat untuk kendaraan pedesaan. Melalui kendaraan pedesaan, Kemenperin hanya ingin mencari solusi alternatif disaat pemangku kepentingan benar-benar melarang masyarakat menjadikan Grandong sebagai alat angkutan.

Dengan harga demikian, menurut Putu, pemerintah baru akan mecari lokasi yang tepat untuk pasar kendaraan pedesaan. Bagi Putu, pemerintah nantinya hanya akan menyasar konsumen atau warga desa dengan penghasilan terbilang baik.

“Kami coba cari daerah yang cocok dan memang kebutuhan tinggi. kemampuan bayarnya ada, kami coba di situ dulu. Seperti di daerah penghasil tembakau, beras yang kuat petaninya,” ujar Putu.

Jika sudah benar-benar siap, ia yakin masyarakat akan lebih memilih kendaraan pedesaan, ketimbang terus memakai Grandong. Alasannya, dikarenakan kualitas yang diberikan oleh pemerintah ke dalam kendaraan pedesaan jauh di atas Grandong.

“Ya tidak bisa dibilang begitu (kalah saing). Grandong itu tidak laik jalan, itu (kendaraan pedesaan) yang laik dipakai dan jalan. Itu kan tidak ada yang jual, ngarang-ngarang sendiri,” kata dia.

“Kami tidak akan tawarkan kepada masyarakat dengan minat sedikit. Lagipula orang Indonesia-kan latah, nanti satu pakai yang lain pasti ikutan,” ujarnya menambahkan.

Putu melanjutkan, dirinya belum dapat memberikan keterangan mengenai langkah yang akan diambil oleh pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat, jika menganggap harga yang dipatok terlalu tinggi.

Karena, kendaraan pedesaan memang diperuntukan bagi warga desa maupun pesisir pantai dengan skala ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut, masih dalam kajian dan internal pemerintah beserta jajarannya.


Bersambung ke halaman selanjutnya

Pasar Menentukan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER