Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya pemerintah untuk menghapus Grandong dalam sejarah transportasi di tanah air, tampaknya tidak akan berjalan sesuai rencana. Bahkan, kehadirannya diprediksi hanya akan mencapai tahap prototype, yang sudah dijadwalkan oleh Kementerian Prindustrian (Kemenperin), pada Agustus 2017.
Hal itu ditengarai karena kisaran harga yang dipatok oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Dia menyebut, jika sudah selesai kendaraan pedesaan akan dilepas ke pasaran dengan harga tidak lebih dari Rp60 juta.
Namun, apakah tepat bila pemerintah mematok harga demikian? Mengingat, kreativitas masyarakat untuk merakit alat pertanian menjadi Grandong yang memiliki fungsi serupa dengan kendraan pedesaan ala pemerintah, jauh di bawahnya.
Dari informasi yang dihimpun oleh
CNNIndonesia.com, dengan Rp10 juta, masyarakat sudah dapat memperoleh Grandong sebagai kendaraan multigunanya saat bekerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate), I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan harga tersebut pada dasarnya merupakan harapan dari Menteri Perindustrian. Tetapi secara keseluruhan harga tersebut belumlah final. Bisa nantinya dapat lebih mahal atau semakin murah.
“Harapan Menteri basisnya segitu, kami tapi belom sampai final,” kata Putu kepada CNNIndonesia.com
Pemerintah sendiri mengakui, bahwa hingga kini belum memiliki tujuan pasti di mana pasar yang tepat untuk kendaraan pedesaan. Melalui kendaraan pedesaan, Kemenperin hanya ingin mencari solusi alternatif disaat pemangku kepentingan benar-benar melarang masyarakat menjadikan Grandong sebagai alat angkutan.
Dengan harga demikian, menurut Putu, pemerintah baru akan mecari lokasi yang tepat untuk pasar kendaraan pedesaan. Bagi Putu, pemerintah nantinya hanya akan menyasar konsumen atau warga desa dengan penghasilan terbilang baik.
“Kami coba cari daerah yang cocok dan memang kebutuhan tinggi. kemampuan bayarnya ada, kami coba di situ dulu. Seperti di daerah penghasil tembakau, beras yang kuat petaninya,” ujar Putu.
Jika sudah benar-benar siap, ia yakin masyarakat akan lebih memilih kendaraan pedesaan, ketimbang terus memakai Grandong. Alasannya, dikarenakan kualitas yang diberikan oleh pemerintah ke dalam kendaraan pedesaan jauh di atas Grandong.
“Ya tidak bisa dibilang begitu (kalah saing). Grandong itu tidak laik jalan, itu (kendaraan pedesaan) yang laik dipakai dan jalan. Itu kan tidak ada yang jual, ngarang-ngarang sendiri,” kata dia.
“Kami tidak akan tawarkan kepada masyarakat dengan minat sedikit. Lagipula orang Indonesia-kan latah, nanti satu pakai yang lain pasti ikutan,” ujarnya menambahkan.
Putu melanjutkan, dirinya belum dapat memberikan keterangan mengenai langkah yang akan diambil oleh pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat, jika menganggap harga yang dipatok terlalu tinggi.
Karena, kendaraan pedesaan memang diperuntukan bagi warga desa maupun pesisir pantai dengan skala ekonomi menengah ke bawah. Hal tersebut, masih dalam kajian dan internal pemerintah beserta jajarannya.
Bersambung ke halaman selanjutnya
Sementara, dihubungi terpisah, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara berpendapat bahwa kelangsungan dari proyek pemerintah itu akan ditentukan langsung oleh pasar Indonesia.
“Nanti pasar yang tentuin. Produksi dan sebagainya saya tidak melihat jelas hitungannya bagaimana. Kalau harga dijual segitu bisa ajam kaya ibarat orang jualan ada lain-lain yang wajib dihitung,” ujar Kukuh.
Kukuh berujar, harga yang dipatok pemerintah sebetulnya masih dalam taraf relatif, bisa dikatakan mahal maupun murah. Ia belum berani berspekulasi mengenai tepat atau tidaknya harga tersebut, mengingat belum mengetahui secara langsung detail atau spesifikasi kendaraan pedesaan.
“Kalau kemudian fiture cuma gitu aja, tapi kami harus liat detailnya, harus. Belum bisa dipastikan mahal atau tidak. Misal kami bilang mahal, tapi kendaraan itu banyak yang beli bagaimana, berarti kebutuhan warga desa terpenuhi,” kata dia.
Bagi dia, terpenting ialah mewujudkan kendaraan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat , baik dari kebutuhan dalam bekerja, mobilisasi maupun keselamatan di jalan raya.
Konsep kendaraaan pedesaan ialah produk angkutan barang dan manusia dengan kapasitas mesin terbatas. Mobil tersebut memiliki fungsi multiguna seperti pickup, namun tepat digunakan oleh masyarakat pedesaan sampai pesisir.
Dengan bekal mesin 1.000 cc serta sistem penggerak 4x4, mobil ini diklaim dapat melintasi segala medan, baik lumpur, banjir dan menanjak.