Singapura, CNN Indonesia -- Produsen elektronik Samsung mengakui jika saat ini bisnis televisi mulai mengalami penurunan, bahkan cenderung stagnan.
Head of TV and Audio VIdeo Products Marketing PT Samsung Electronics Indonesia Ubay Bayanudin mengatakan stagnansi bisnis televisi di dunia sudah terjadi sejak tahun 2012.
Sementara di Indonesia, tren serupa terjadi sejak tiga tahun terakhir hingga saat ini. Salah satu hal yang membuat bisnis televisi jalan ditempat menurut Ubay lantaran ekspektasi orang saat membeli televisi bukan untuk pemakaian jangka pendek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekspektasi orang saat membeli tv umumnya untuk pemakaian lima tahun. Memang di tahun 2011-2012 penjualan masih tinggi, harusnya sekarang sudah masuk masa pergantian dengan unit baru," ungkap Ubay disela diskusi media di Singapura.
Menurutnya, stagnansi bisnis tv bukan hanya terbatas pada varian tertentu saja, misalnya untuk tipe flat atau tv pintar. Sejak tahun 2014 data yang dirlis Samsung menunjukkan masing-masing pembeli memiliki preferensi tersendiri terkait produk tv yang dipilih.
Padahal di sisi lain, penetrasi tv cukup tinggi terlebih dengan dukungan teknologi dan fitur pendukung. Hanya saja, tren pasar masih melihat pada nilai tv yang sudah ada dan merasa belum membutuhkan perangkat pengganti yang baru.
"Segmen tertentu seperti Ultra HD sebenarnya ada kenaikan pertumbuhan, sama halnya dengan segmen premium dan layar berukuran besar. Hal itu lantaran saat ini orang membeli tv bukan sekedar fungsionalnya saja, tetapi juga sebagai pelengkap interior rumah," imbuh Ubay.
Produk tv yang menyasar pengguna perseorangan, Samsung mencatat penjualan masih dari segmen UHD dan flat.
Sementara untuk segmen korporasi tv dengan layar berukuran besar hingga super besar sekitar 85 inci. Kebutuhannya tak lain untuk keperluan presentasi di ruang rapat.
Untuk menggeliatkan kembali bisnis tv, Samsung Indonesia mengaku akan menggeliatkan penjualan di segmen premium. Teknlogi QLED yang akan tersedia di Indonesia mulai April 2017 diposisikan sebagai salah satu daya jual utama Samsung di bisnis tv.
"TV QLED yang akan tersedia dalam versi layar datar
(flat) dan layar lengkung nanti akan diposisikan sebagai produk penjunjang gaya hidup. Memang pangsa pasarnya kecil, tetapi harus kami akui segmen premium cenderung lebih stabil," ungkapnya.