Hingga 2019, Honda Ingin Investasi Rp 4,8 T di Indonesia

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Selasa, 28 Feb 2017 15:40 WIB
Honda Prospect Motor (HPM) menyiapkan Rp 4,8 triliun dalam tiga bagian, bentuk kapasitas pembuatan mesin, kerangka kendaraan hingga berbagai komponen
Sejumlah karyawan dan teknisi PT Honda Prospect Motor (PT HPM) bertepuk tangan pada upacara pencapaian satu juta produksi di pabrik Honda di Karawang, Jabar, Senin (27/2) (ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum)
Jakarta, CNN Indonesia -- Honda Prospect Motor (HPM), berniat terus menambah jumlah investasinya di Indonesia melalui produksi di pabriknya kawasan Karawang, Jawa Barat. Investasi tersebut direncanakan terhitung sejak tahun ini sampai 2019, mendatang.

Rencana tersebut terbagi menjadi tiga, yakni dalam bentuk kapasitas pembuatan mesin, kerangka kendaraan hingga berbagai komponen. Total investasi akan mencapai Rp4,8 triliiun.

"Dari rencana investasi pabrik di Karawang totalnya Rp 4,8 triliiun. Kami akan terus menambah jumlah investasi di pabrik ini," kata President Director HPM, Tomoki Uchida di pabriknya, Karawang, Jawa Barat, Senin (27/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk rencana pembuatan mesin, sampai akhir 2019 HPM menaikan jumlah menjadi 300 ribu unit pertahun dari sebelumnya 225 ribu. Sementara, pembuatan kerangka sampai April 2021, dari 120 ribu menjadi 180 ribu unit pertahun. Sedangkan 4.200 komponen perhari pada Maret 2022, setelah sebelumnya hanya 2.800.

Sementara, Marketing and Aftersales Sevice Director HPM, Jonfis Fandy mengungkapkan alasan di balik menambah jumlah produksi di pabrik kedua,  adanya kesempatan yang terlihat dalam waktu lima tahun ke depan.

"Kami pikir lima tahun ke depan akan naik perkiraannya. Jadi ya kami punya kesempatan untuk menambah," kata dia.

Kata dia, target menambah jumlah produksi akan bersifat situasional. Jika permintaan lebih dari produksi tahun ini dan sebelumnya, tentu waktu akan dipercepat. "Kalau market dua tahun lagi sudah perlu 300 ribu ya bisa. Intinya Honda sudah berkomitmen," ujar Jonfis.

Fokus Ekspor Komponen

Tidak hanya dari jumlah produksi, Jonfis menuturkan jika HPM juga saat ini tengah berkonsentrasi untuk meningkatkan nilai ekspor pada tahun ini. Ekspor akan meningkat menjadi 10 ribu kontainer, dengan nilai lebih dari Rp 2,5 triliiun.

Ekspor tersebut lebih kepada berbagai komponen mobil, seperti engine parts (Cylinder Head, Cylinder Block) dan Body Parts (Hood Comp, Panel RR Inside, R/L Inside, Skin Hood dan Frame Hood), bukan dalam bentuk mobil utuh atau Completly Buildup (CBU).

Menurut Jonfis, hal itu merupakan bagian dari strategi HPM. Yang mana, masing-masing negara sudah diberikan kapasitas sendiri oleh Honda dalam hal produksi tertentu, semisal mengenai ekspor.

"Honda itu filosofinya di mana ada permintaan, dia mau produksi. Ekspor komponen itu justru lebih tinggi nilainya (dibanding CBU)," kata dia.

Sedikitnya, ada 11 jenis komponen yang diproduksi oleh HPM, yang masih bagian dari Honda Jazz, Mobilio CR-V dan sebagainya. Sedangkan untuk mesin, HPM melakukan produksi bebeberapa jenis dengan mayoritasnya di mesin 1,5 L.

"Campur-campurlah. Pokoknya semua, tidak harus selalu atas, atau bawah. Paling besar (produksi 1,5 L) masih," ujar Jonfis.

Adapun negara tujuan ekspor HPM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. sebanyak 12 negara menjadi tujuan HPM, yakni Thailand, Malaysia, Pakistan, Turki, Filipina, Vietnam, taiwan, Jepang, Meksiko, Brazil, India dan Argentina. (tyo)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER