Jakarta, CNN Indonesia -- Dua perusahaan internet Yahoo dan AOL dikabarkan melakukan merger menjadi perusahaan baru. Hasil gabungan kedua perusahaan itu dinamai Oath.
Nama Oath tersebut telah terkonfirmasi setelah CEO Verizon Tim Armstrong, yang menginduki AOL, mengunggah logo Oath di akun Twitter miliknya.
"Miliaran+ Konsumen, 20+ Merek, Tim Tak Terhentikan. #TakeTheOath. Musim Panas 2017," begitu cuitan Armstrong pada Selasa (4/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jauh sebelumnya, Verizon telah menjadi kandidat terkuat yang segera mengakuisisi Yahoo. Verizon pun sudah membocorkan keinginan mereka 'menikahkan' AOL dan Yahoo sejak pertengahan 2016.
Verizon dikabarkan membayar mahar mencapai US$4,83 miliar.
Menanggapi perubahan nama menjadi Oath itu, pihak Yahoo masih menolak berkomentar. Namun dari pihak AOL sendiri merilis pernyataan yang mengamini transformasi Yahoo dan AOL.
"Di musim panas 2017, kalian boleh berharap akan ada peluncuran perusahaan paling disruptif yang pernah ada di dunia digital," tulis AOL seperti yang dilaporkan The Verge.
Verizon yang merupakan perusahaan raksasa telekomunikasi dengan nama induk Verizon Telecommunications asal Amerika Serikat. Pada 5 Januari 2015, Verizon menggoda AOL dengan mahar US$4,4 miliar.
Resmi mengakuisisi AOL, kembali memperluas ekspansi bisnisnya dengan membidik Yahoo. Mengetahui ketertarikan Verizon, CEO Yahoo Marissa Mayer menyambut hangat. Pasalnya sebagai pemain lama industri internet, Yahoo kesulitan bersaing dengan kompetitornya terutama ketika perangkat mobile menjadi fenomena global.
"Ini akan membantu kami mencapai skala jauh lebih besar di
mobile," tulis Mayer di Tumblr resmi Yahoo kepada karyawannya setahun silam.
Kendati demikian belum jelas apakah Verizon benar-benar akan menyingkirkan layanan Yahoo seperti Yahoo Mail atau Yahoo News. Pasalnya kedua layanan itu merupakan salah dua layanan yang paling dikenal publik dari Yahoo.