Elon Musk: Cukup 100 Gigafactory Untuk Suplai Energi Dunia

CNN Indonesia
Rabu, 19 Apr 2017 07:00 WIB
Elon Musk menyebutkan bahwa untuk mengganti energi fosil yang digunakan di seluruh dunia, hanya butuh 100 pabrik Gigafactory.
Elon Musk, CEO Tesla yang bercita-cita menyokong kebutuhan energi dunia lewat Gigafactory (REUTERS/Beck Diefenbach)
Jakarta, CNN Indonesia --
Elon Musk, CEO dan pendiri dua perusahaan teknologi SpaceX dan Tesla, menyebutkan bahwa hanya dibutuhkan 100 Gigafactory untuk menggantikan seluruh energi fosil yang digunakan dunia saat ini. "Kami sebetulnya menghitung berapa banyak energi terbarukan yang dibutuhkan seluruh dunia yaitu 100 Gigafactory," ujar Musk.

Hal ini terungkap dalam sebuah percakapan dengan Leonardo DiCaprio seperti yang terekam di sebuah video yang diunggah Tesla ke Youtube. Kepada DiCaprio, Musk melontarkan bahwa dia sudah menghitung kemungkinan berapa energi alternatif yang dibutuhkan untuk menggantikan seluruh energi fosil yang dikonsumsi di muka Bumi.

Solusi energi

Mendengar ucapan Musk, DiCaprio sempat pangling. Ia tadinya berpikir jumlah pabrik sebanyak itu hanya bisa menyokong kebutuhan energi seluruh Amerika Serikat, namun ia salah. Musk mengatakan kembali bahwa 100 Gigafactory cukup untuk menghidupi seluruh dunia.

Musk tidak sembarang percaya diri. Sebagai pabrik solusi energi, Gigafactory punya kapasitas raksasa. Dengan tujuan memenuhi kebutuhan energi dunia, Musk memperkirakan produksi baterainya akan jauh lebih banyak.
"Pada 2018, Gigafactory akan mencapai kapasitas maksimal dan memproduksi baterai lithium ion lebih banyak dalam setahun dari yang dihasilkan seluruh dunia di 2013 lalu," tutur Musk.
Gigafactory
Gigafactories adalah pabrik milik Tesla yang memproduksi baterai lithium ion yang hemat biaya. Baterai yang dihasilkan dari Gigafactory dipakai sebagai tenaga utama mobil listrik Tesla. Baterai ion mereka juga dipakai dalam produk PowerPack yang mereka gunakan sebagai pembangkit listrik di beberapa kota. 
Ucapan Musk itu sejatinya bukan hal yang mustahil. Gigafactory memang didesain untuk menciptakan baterai yang memanfaatkan energi terbarukan seperti sinar matahari. Beberapa upaya uji coba telah dilakukan Tesla. Di Pulau Kauai, Hawaii, mereka memasok listrik sebesar 65 megawatt memanfaatkan PowerPack dan SolarCity menggunakan 54.978 panel surya. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tesla bahkan mengajukan dirinya untuk memasok listrik ke Australia Selatan yang mengalami krisis energi hingga 100 megawatt. Musk berniat mengatasi krisis energi di sana hanya dalam waktu 100 hari. Bila gagal terpenuhi di kurun waktu itu, ia berjanji akan menggratiskan biaya proyek.
Gigafactory sendiri akan menjadi bangunan paling besar yang pernah dibuat manusia ketika rampung nanti dengan luas bangunan lebih dari 1,3 juta meter persegi. Dengan luas tersebut, Gigafactory mengalahkan luas bangunan raksasa seperti Burj Khalifa, Empire State, hingga Piramida.
Musk menambahkan jika dunia ingin segera beralih ke energi terbarukan dan terhindar dari bencana perubahan iklim, ia berharap perusahaan teknologi raksasa di China, Amerika Serikat, dan Eropa segera mengambil inisiatif yang sama seperti Tesla. 

[Gambas:Youtube]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER