Jakarta, CNN Indonesia -- Nissan mulai serius mempertimbangkan sistem untuk kendaraan hybrid secara global. Yang mana, sistem hibrida extended-range milik Nissan memang hampir tidak dikenali selain di negara asalnya, Jepang.
Pertimbangan tersebut, lantaran produsen tidak memperkirakan akan penjualan paskapenambahan opsi powertrain e-Power untuk hatchback keluaran Nissan, Note, atau untuk Amerika Serikat Nissan Versa Note.
Seperti diberitakan Carscoops, produsen sendiri tidak menyangka bahwa penambahan opsi hybrid mendorong Note ke puncak grafik penjualan di Jepang pada Januari, kemarin. Hasil itu sekaligus mengalahkan Prius yang telah dianggap sebagai standar mobil hybrid di Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah teknologi yang jelas bisa di luar Jepang, di semua pasar utama. Kami berpikir untuk bergerak maju lebih cepat pada elektrifikasi, tidak hanya pada EVs murni, tapi teknologi e-Power ini," kata Wakil Presiden Eksekutif Pemasaran Global Nissan Daniele Schillaci.
Sistem hybrid milik Nissan, memiliki sistem hampir menyerupai dengan yang ada di Chevrolet Volt. Jadi, mesin bensin tiga slinder 1,2 L bertindak sebagai generator listrik dengan fungsi mengisi baterai lithium-ion. Pada akhirnya, motor listrik didayakan sebagai penggerak roda kendaraan.
Namun, produsen tidak ingin meletakan bila kepunyaannya benar mirip dengan Volt. Sistem e-Power Nissan tidak bisa diisi dengan steker, sistemnya membuat mesin bensin terus menerus bekerja di sweet spot, bukan reviving naik turun.
Meski demikian, belum ada pengumuman resmi kapan Nissan mulai mengenalkan teknologinya secara global, tetapi diperkirakan akan dicoba beberapa bulan mendatang.
(pit)