Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika produsen ponsel cerdas berlomba-lomba memperkuat teknologi kamera, Lenovo justru memilih konsisten menjadikan baterai berkapasitas besar sebagai daya jual utama.
Anvid Erdian, 4P Manager Mobile Business Group Lenovo Indonesia, menyebut pemilihan fokus pada baterai bukan tanpa alasan. Dalam riset yang pihaknya lakukan, Anvid menemukan pengguna ponsel cenderung rutin menggunakan aplikasi esensial seperti aplikasi pesan instan, media sosial, dan email.
"Untuk mendukung itu semua perlu power. Tidak melulu soal kamera, tidak melulu soal selfie," ucap Anvid yang ditemui di sela perkenalan K6 Power di Wisma BNI 46, Jakarta, Rabu (17/5).
Ia menyebut fitur kamera, terutama kamera selfie, bukan kebutuhan mendasar bagi penggna ponsel. Ia bahkan ragu banyak orang yang benar-benar membutuhkan fungsi kamera sebagai kebutuhan dasar sehari-hari seperti yang dijajakan vendor lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lenovo memang tercatat pernah melepas sejumlah ponsel dengan nilai jual utama di daya baterai yang begitu besar. Sebut saja P1 Turbo, P2 Turbo, dan ponsel lain di bawah seri A, P, dan K.
Di samping itu, pria berkacamata ini juga mengungkap alasan perkenalan K6 Turbo di saat menjelang bulan Ramadan ini. Menurutnya di periode itu, pengguna ponsel akan lebih sibuk mencari sinyal akibat lalu lintas telekomunikasi yang lebih padat dibanding hari biasa.
Akibatnya, ponsel harus bekerja dua kali lipat untk mencari sinyal yang paling kuat. Pengaruh dari proses itu adalah baterai akan tersedot lebih cepat dari biasanya.
Sebagai generasi penerus di lini ponsel dengan baterai berkapasitas besar, Lenovo memperkenalkan K6 Power dengan layar berukuran 5 inci dan baterai 4.000mAh. Lenovo menjualnya dengan harga Rp2,4 juta.
Kendati begitu, Anvid tak menampik kemungkinan pihaknya akan bermanuver dengan memproduksi ponsel yang tak lagi mengusung baterai berkapasitas besar sebagai jualan utama.