Rahasia Sukses dan Bahagia Ala Zuckerberg

CNN Indonesia
Senin, 29 Mei 2017 07:15 WIB
Membangun Facebook telah memberi pelajaran hidup bagi Zuckerberg. Pelajaran soal sukses dan kebahagiaan sesungguhnya.
Pidato Zuckerberg di depan wisudawan Harvard University (REUTERS/Brian Snyder)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mark Zuckerberg tidak hanya mendapatkan gelar sarjana dari University of Harvard. CEO Facebook tersebut juga diberi kesempatan untuk berpidato di depan lulusan Harvard tahun ini.

Dalam kesempatan tersebut, Zuck menyebutkan bahwa bagi milenial menemukan tujuan hidup sendiri sudah tidak cukup. Di era ini ketika dunia sudah menjadi komunitas global, setiap orang harus membuat orang lain mendapat peran penting.

Bagi Zuck, setiap orang haruslah menjadi bagian lebih besar dari dirinya sendiri di mana seseorang merasa dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu untuk menjadi lebih baik. "Tujuan, menciptakan kebahagiaan sesungguhnya," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan besar

Zuck lantas menyinggung kisah John F Kennedy ketika Presiden Amerika itu mengunjungi pusat Badan Antariksa Amerika (NASA). Saat mengunjungi NASA itulah Kennedy bertemu dengan seorang pembersih kantor. Saat itu, ia tengah sibuk melakukan pekerjaannya. Presiden JFK lalu bertanya kepadanya soal pekerjaannya yang tampak sepele itu.

Namun, jawaban sang pembersih kantor itu mengejutkan. "Tuan Presiden, saya membantu seorang manusia untuk berangkat ke Bulan," kata pria tersebut seperti diceritakan Zuck. Pria ini menjadikan dirinya bagian dari tujuan yang lebih besar.

Rahasia Kebahagiaan Ala ZuckerbergMark Zuckerberg saat pemberian gelar sarjana kehormatan dari Harvard (dok. REUTERS/Brian Snyder)


Zuck lantas menceritakan kisahnya sendiri bersama Facebook. Dia menceritakan bagaimana sebagai sebuah startup, Facebook telah ditawar oleh berbagai perusahaan dan semua orang ingin dia menjualnya. "Setelah satu argumen tegang, seorang penasihat mengatakan kepada saya, jika saya tidak setuju untuk menjual Facebook, saya akan menyesali keputusan itu selama sisa hidup saya. Hubungan waktu itu begitu kacau. Sehingga, dalam waktu satu atau dua tahun, setiap orang di tim manajemen telah pergi," ujar Zuck.

Namun, Zuck akhirnya mendapat buah dari kekukuhan hatinya saat itu. Jika saat itu ia menuruti perkataan semua orang, dan tujuannya berhenti hanya bersampai di sana, Facebook hari ini tentu tidak akan pernah sama.  Sebab, baginya seorang entreprenerur tidak cukup hanya untuk membuat lahan pekerjaan baru. 

Sukses adalah akumulasi kegagalan

Saat terberat bagi Zuck itulah yang mengajarkannya untuk melihat tujuan menjadi hal paling penting untuk generasi masa kini. Dia pun mengajak para lulusan Harvard untuk membuat proyek besar bersama-sama, mendefinisikan kembali kesetaraan. Sehingga setiap orang memiliki kebebasan untuk mengejar tujuan dan membangun komunitas global.

Zuck mengingatkan bahwa untuk memulai proyek besar bersama akan serba tidak jelas di awal. Namun, lambat laun bentuknya akan nampak begitu semua mulai dikerjakan. "Gagasan tidak keluar sepenuhnya dengan bentuk yang matang. Mereka hanya akan menjadi jelas saat Anda mengerjakannya. Anda hanya perlu memulai," Zuck membagikan rahasianya.



Berikutnya, ayah satu anak ini juga menuturkan bahwa kesukesan adalah akumulasi dari kegagalan. Ia menceritakan bahwa kesuksesannya di Facebook sama dengan orang-orang sukses lainnya. Mereka yang telah ditolak atau gagal berkali-kali. Ia menyebutkan J.K Rowling yang gagal berkali-kali sebelum sukses dengan Harry Potter, misalnnya.

Dia juga menambahkan, seseorang tidak sukses serta merta hanya karena mereka memiliki ide dan mau bekerja keras. Setiap orang perlu 'keberuntungan' dengan perasaan didukung. Baik dukungan oleh keluarga maupun lingkungannya. Sehingga mereka merasa mampu untuk meraih tujuan hidupnya.

Ketimpangan

Lebih lanjut, menurut Zuck ada yang salah dengan sistem yang ada saat ini sehingga membuat generasi saat ini tidak memiliki kesempatan yang sama untuk meraih tujuan-tujuan mereka. Salah satunya adalah ketimpangan kekayaan. 

"Ada yang salah dengan sistem kita. Sebab, saya bisa pergi dari sini (Harvard) dan menghasilkan miliaran dolar dalam 10 tahun. Sementara, jutaan siswa lain tidak mampu melunasi pinjaman (kuliah) mereka. Apalagi memulai bisnis," ujarnya berapi-api.



Untuk itu, Zuck lantas menyinggung yayasan yang dibangunnya dengan sang istri, Prisilla Chan. Yayasan yang diberi nama Chan Zuckerberg Initiative ini yang akan mewujudkan mimpi Zuck untuk memberikan kesempatan sama pada anak-anak marjinal. Sehingga, mereka memiliki kesempatan untuk meraih cita-cita mereka tanpa terhalang kendala keuangan.

Zuck lebih lanjut juga mengajak setiap orang untuk membangun komunitas dan membawa perubahan. Baik komunitas dalam lingkup kecil atau besar. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER