Hacker Rusia Penyebab Arab Saudi 'Ceraikan' Qatar?

CNN Indonesia
Rabu, 07 Jun 2017 12:06 WIB
Amerika Serikat kembali tuding hacker Rusia ada dibelakang kisruh yang terjadi di Timur Tengah dan sejumlah negara lain.
Foto: REUTERS/Kacper Pempel
Jakarta, CNN Indonesia -- Hacker Rusia kembali menjadi sasaran tudingan Amerika Serikat atas sejumlah kericuhan yang terjadi di berbagai negara belakangan ini. Tak terkecuali insiden Qatar yang telah menyebabkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Kali ini, giliran kantor berita Qatar yang jadi korban. Lembaga intelejen AS, FBI menuding hacker telah meretas pemberitaan kantor berita nasional Qatar dan menanam berita palsu. Berita palsu itu menyebutkan bahwa Qatar akan beraliansi dengan Iran dan Israel. Berita itu juga mempertanyakan soal kekuasaan Presiden AS, Donald Trump.

Padahal AS dan Qatar adalah sekutu dekat. AS bahkan menaruh pangkalan militer terbesar se-Timur Tengah di negara itu. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebagai reaksi atas pemberitaan palsu tersebut, negara tetangga Qatar melakukan pemutusan hubungan diplomatik. Gerakan ini dipimpin oleh Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Pemutusan hubungan ekonomi dan politik ini telah menyebabkan krisis di kawasan teluk.

Berita ini muncul saat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah karena Qatar dituduh telah membiayai terorisme.

Keterlibatan hacker Rusia ini lantas meningkatkan kewaspadaan intelejen dan penegak hukum AS. Kewaspadaan ditingkatkan bahwa Rusia terus mencoba melakukan serangan cyber pada sekutu AS. Cara serupa dipercaya intelejen juga dilakukan untuk mencampuri pemilihan presiden AS pada 2016 lalu.

Kisruh

Sebelumnya, AS juga menuduh hacker asal Rusia yang ada dibalik sejumlah kericuhan beberapa pemilihan umum di berbagai negara, seperti Perancis dan Jerman. Jelang pemilihan umum Perancis beberapa waktu lalu, sejumlah dokumen penting bocor ke publik. Dokumen ini berisi laporan keuangan dari kandidat Presiden Prancis.

Meski demikian, dokumen yang bocor tersebut diragukan kebenarannya. 

Menanggapi krisis yang terjadi di Timur Tengah ini, Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohemmed Bin Abdulrahman al-Thani memberi komentar. "Apapun yang telah terjadi, semua itu berdasarkan informasi yang tidak benar. Kami pikir semua krisis ini bermula dari informasi yang salah," jelas al-Thani kepada CNN


Saat ini Qatar tengah bekerjasama dengan FBI dan Agen Kriminal Nasional Inggris terkait investigasi atas kasus pembajakan kantor berita Qatar tersebut. "Menteri Dalam Negeri akan mengumumkan temuan investigasi ini jika penyidikan selesai dilakukan," jelasnya. 

Masih belum jelas apakah hacker yang terlibat dalam insiden Qatar ini berasal dari organisasi kriminal atau ada keterlibatan dari pihak keamanan Rusia. Salah satu juru bicara resmi menyebutkan bahwa berdasarkan data intelejen sebelumnya, tak ada banyak hal yang terjadi di Rusia tanpa persetujuan pemerintah.

FBI dan CIA menolak untuk berkomentar. Seorang juru bicara dari kedutaan Qatar di AS menyebutkkan bahwa investigasi tengah berjalan dan hasilnya akan segera diumumkan ke publik. 


LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER