Jumlah Pengunduh Amblas, Saham Snapchat Anjlok

CNN Indonesia
Jumat, 09 Jun 2017 15:22 WIB
Setelah melantai bursa, saham Snap--pemilik Snapchat--terus turun. Ini tak terlepas dari jumlah pengunduh aplikasi itu yang merosot drastis.
Logo Snapchat (Foto: Herman Setiyadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Snap, pemilik Snapchat, baru saja menjadi perusahaan terbuka pada Maret 2017. Kala itu, beberapa analis telah mengekspresikan kekhawatiran mereka terhadap pengunduh aplikasi berbagi gambar dan video pendek ini yang mulai turun.

Kini, kekhawatiran itu berada di depan mata. Pertumbuhan Snapchat telah menurun secara drastis selama dua bulan terakhir karena Instagram terus mendapatkan kepopuleran di antara pengguna.

Menurut Nomura Instinet, perusahaan yang berbasis di California ini telah turun pengunduhannya sebesar 22 persen hanya dalam periode dua bulan. Yang paling parah adalah pengunduhan di iOS yang melorot hingga 40 persen pada periode yang sama. Padahal, Snapchat memiliki basis besar di sistem operasi mobile Apple tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pembanding, pengunduhan Instagram justru naik. Mereka juga telah mengumumkan bahwa Stories kini digunakan 200 juta pengguna di dunia.

Analis Anthony DiClemente dari SensorTower menyebut bahwa "tekanan kompetitif mungkin akan semakin ketat untuk Snap, menantangnya untuk menarik dan mempertahankan pengguna baru".

Para analis juga telah mengurangi rating Snap di bursa saham dan target harga US$14 . Analis juga telah menurunkan proyeksi penghasilan dan keuntungan yang mungkin bakal diraup Snap untuk tahun ini dan tahun depan.

"Kami terkejut bahwa sebuah perusahaan publik yang baru, yang seharusnya masih pada awal siklus pertumbuhannya, harus melihat hasil jangka pendek yang dipengaruhi oleh tren pasar iklan musiman yang lebih luas," tulis DiClemente.

Saham Snap (SNAP, -3.63 persen) dibuka dengan harga US$27 saat pertama kali menjadi publik. Dia memberikan pasar harga US$18miliar namun terus turun sejak saat itu. Harga sahamnya sudah turun 6 persen pada Rabu (7/6).

Kekhawatiran analis berakar dari Instagram yang melahap pengguna Snapchat sehingga membuat para pengiklan memalingkan muka dari Snap. Instagram sendiri telah menambahkan fitur Stories pada awal 2017 yang sejatinya memang diadopsi dari Snapchat.

Snap dan pembelanya berpendapat bahwa fungsi Snapchat berbeda dari Instagram karena mereka lebih fokus untuk berbagi antar individu. Sementara itu, Instagram memiliki lebih banyak model siaran publik, di mana pengguna melacak jumlah likes dan komentar yang mereka dapatkan.

Menurut survei yang baru-baru ini dilakukan App Annie, perusahaan analisis aplikasi, sekitar 35 persen pengguna harian Snapchat di AS tidak berada di Facebook pada hari yang sama saat mereka menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, lebih dari 45 persen dari mereka tidak juga mengakses Instagram pada hari yang sama mereka menggunakan Snapchat.

Bisa jadi, pengguna Snapchat memang bukanlah orang menyukai Instagram dan Facebook pada waktu yang sama. Namun yang sepertinya, para pengiklan lebih menyukai fitur-fitur di kedua platform ketimbang Snapchat.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER