Jakarta, CNN Indonesia -- Mobil bekas masih menjadi pilihan favorit bagi sebagian masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri. Namun, khusus mobil bekas kenaikan penjualannya terasa tidak signifikan mendekati hari raya, melainkan saat bulan memasuki Ramadhan.
"Tapi kalau bicara sejak kapan, itu sebenarnya kenaikan mulai terasa pada Mei kemarin, itu besarnya. Nah dibandingkan bulan April itu bisa 15 persen," kata Chief Operating Officer mobil88 Halomoan Fischer di Jakarta.
Mengapa demikian, menurutnya, saat sudah memasuki Ramadhan atau lebih tepatnya bulan Juni masyarakat telah selesai berburu mobil bekas. Tentunya, perhatian masyarakat sudah berubah kepada keperluan untuk lebaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa jadi sudah membicarakan baju atau makanan. Mobil justru dibicarakan paling awal. Nah kalau dua minggu kebelakang ini justru sudah tidak ramai lagi, sudah menurun permintaannya, tapi memang tetap ada yang beli," katanya.
Mengenai jenis kendaraan favorit menjelang hari raya, ia menurutkan masih kepada mobil di segmen
low multi purpose vehicle (LMPV). Si kembar Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia masih dirasa tepat oleh masyarakat menjadi angkutan lebaran. Jika-pun ada yang berniat disegmen
sport utility vehicle (SUV), konsumen lebih mencari versi terendahnya atau LSUV.
Menyoal harga, bagi dia, paling diminati berkisar Rp100-150 juta. Sedangkan lewat dari harga tersebut jarang ditemui.
"Kalau di atas itu nggak terlalu
banyak. Yang 150 juta itu kan tahunnya masih baru, dan Innova tidak terlalu banyak dicari, ada tapi nggak terlalu banyak," ujar dia.
Sewa atau Beli?Pada dasarnya, memang selain membeli mobil bekas, masyarakat tidak jarang memilih menyewanya. Tetapi, hal tersebut kembali lagi kepada kebutuhan, apakah akan tetap dipakai usai lebaran atau tidak.
"Kalau iya, misal untuk kebutuhan transportasi dan lainnya mending beli kan," ungkapnya.
Sewa mobil, menurutnya bisa dilakukan jika si pemudik telah memiliki jadwal yang jelas saat Lebaran. Bila tidak, tentunya dapat membatasi ruang gerak ketika pulang ke kampung halaman.
"Sewa mobil itu membatasi ruang gerak. Dan kalau mobil sendiri kan bebas, tidak ada yang ngejar dan tidak ada batas waktu. Mkanya harus melihat itu dulu, kalau jelas mending sewa," pungkasnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan, ada baiknya pemudik berpikir dua kali jika ingin membeli mobil bekas bila tujuan pemakaian secara singkat. Harga jual dapat menurun sekitar lima sampai tujuh persen atau Rp7-10 juta.
"Beli mobil itu kalau untuk transportasi jangka pendek mending sewa, kecuali jangka panjang karena tidak pernah menguntungkan. Ini alasannya waktu yang memutuskan untuk beli atau sewa, kalau pakai di atas sebulan lebih baik beli tapi kalau di bawah satu bulan rasanya lebih mahal kalau beli dan dijual lagi," ucapnya.
(evn)