Indonesia Belum Pasti Aman dari Serangan Petya

CNN Indonesia
Jumat, 30 Jun 2017 17:31 WIB
Memastikan Indonesia aman dari serangan Petya, dinilai masih prematur. Sejauh ini belum ada laporan serangan, tapi bisa jadi itu karena masih musim liburan.
Serangan Petya masih bisa mengancam Indonesia. (Ilustrasi/REUTERS/Kacper Pempel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tak bisa menyatakan Indonesia aman dari serangan ransomware Petya karena gelombang serangan masih berlangsung.

"Kami tidak mau berspekulasi sudah aman atau tidak," ucap Rudiantara usai mengadakan jumpa pers terkait serangan virus Petya di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (30/6).


Rudiantara memastikan, sampai saat ini belum ada laporan serangan Petya di Indonesia. Namun bicara soal keamanan Indonesia dari serangan itu masih terbilang prematur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudiantara mengatakan, nihilnya laporan serangan di dalam negeri kemungkinan disebabkan oleh masa libur Lebaran. Ketika ransomware Petya menghantam di sejumlah negara, mayoritas warga Indonesia masih libur sehingga banyak komputer tak tersambung dengan internet.

Dari laporan yang diterima sejauh ini, negara-negara Eropa timur dan Rusia, sebagian kecil Eropa barat, dan Asia Selatan, menerima serangan paling banyak. Kebanyakan serangan mengincar institusi besar seperti bank sentral, bandara, korporasi, dan perbankan.


Prioritas Tiga Sektor Utama

Meski belum ada laporan serangan, Rudiantara sudah melakukan langkah antisipasi dengan menghubungi kementerian dan lembaga penting di tiga sektor utama yakni transportasi, perbankan dan energi. Bank Indonesia, OJK, Angkasa Pura, AirNav, Pertamina, dan PLN, merupakan beberapa institusi yang diutamakan dalam peringatan dini serangan Petya.

Selain itu, sektor informatika juga jadi prioritas. Operator seluler dan penyedia layanan internet termasuk ke dalam rombongan pertama yang mendapat peringatan dini dari Kemenkominfo.


"Di grup kabinet sudah saya sampaikan kepada menteri-menteri lain agar diteruskan ke pengelola TI di masing-masing kementerian," Rudiantara menuturkan.

Dari kabar yang ia dengar, sejumlah pegawai kementerian masuk kantor lebih cepat demi mengantisipasi potensi serangan Petya.

"Kami mengharapkan dengan sosialisasi ini masyarakat bisa mengantisipasinya," ujarnya lagi.


Ditemui di tempat yang sama, Wakil Ketua ID-SIRTII Busyiron Wahyudi memperingatkan agar yang terkena serangan Petya tidak membayar tebusan yang diminta. Membayar tebusan, menurutnya, tak menjamin pelaku bakal membebaskan data yang sudah dienkripsi oleh virus.

"Pokoknya jangan dibayar," tegas Busyiron.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER